Ramalan Investasi: Emas Masih Jadi Idola, Bisa Tembus Rp 1 Juta per Gram

12 Februari 2020 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tren investasi emas batangan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tren investasi emas batangan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kondisi global kini tengah diselimuti ketidakpastian. Isu virus corona hingga perang dagang AS-China masih menjadi bayang-bayang yang tidak pasti bagi investasi.
ADVERTISEMENT
Head of Retail Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, dalam situasi sekarang, pilihan investasi yang bisa dibidik ialah emas, setidaknya hingga akhir tahun ini.
Tak hanya emas berbentuk komoditas, Edwin pun menyebut, investasi emas yang menarik juga berlaku bagi saham-saham yang berkaitan dengan emas. Misalnya Aneka Tambang (ANTM).
"Di dalam fluktuasi, pertama yang khawatir terjadi resesi ekonomi di AS, dan juga ada penyakit (corona) ini, orang kan dana masih tetap harus bertumbuh, berkembang, (jadi mencari) safe haven untuk komoditas itu emas. Dan mereka pasti mencari saham-saham di bawah emas tersebut, seperti di lokal Aneka Tambang," ujar Edwin kepada kumparan ketika ditemui di MNC Tower Jakarta, Rabu (12/2).
Ia pun menyebut, bukannya tak mungkin harga emas akan kian bertumbuh, dari yang saat ini Rp 700 ribuan bisa menjadi Rp 1 jutaan per gram.
ADVERTISEMENT
"(Sampai) akhir tahun. Jadi makanya, bukan mustahil emas di akhir tahun ini bisa mencapai Rp 1 juta per gram. Sekarang kan sekitar Rp 700 ribuan," kata dia.
Domino Effect of Painball "Facing Global Uncertainty" di MNC Center Jakarta, Rabu (12/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Edwin menambahkan, sektor saham lain yang diprediksi juga masih akan bagus untuk investasi ialah food and beverage. Selain akibat tren anak muda yang masih gandrung dengan berbagai jenis makanan dan minuman termasuk yang berbasis aplikasi online.
Ia pun menyebut, dana bantuan sosial juga akan mendorong sektor ini terus berkembang. Sehingga, hal ini bisa memacu sektor food and beverage menjanjikan untuk investasi.
Seiring dengan itu, ia pun menekankan inflasi masih tetap terjaga, rupiah menguat hingga suku bunga yang rendah bisa kian menggairahkan bagi investasi di sektor konsumsi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Membuat daya beli kita masih cukup terjaga, sehingga saham-saham consumer jadi basic need bagi kita, masih akan tetap survive di tengah kondisi saat ini," ujar dia.
Selain itu, ada pula sektor keuangan yang masih akan terus bertumbuh.
"Pasti tetap perbankan. Karena dia sebagai darah dalam pembangunan," katanya.