Ramalan Sri Mulyani: Asumsi Makro Meleset dari Target APBN 2019

16 Juli 2019 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tanggapan pemerintah atas pandangan fraksi-fraksi pada Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tanggapan pemerintah atas pandangan fraksi-fraksi pada Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah memproyeksi sejumlah asumsi makro dalam APBN 2019 meleset dari target. Pertumbuhan ekonomi bahkan diproyeksi lebih rendah dari target.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi selama tahun ini hanya akan mencapai 5,2 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan target dalam APBN 2019 yang mencapai 5,3 persen.
Secara rinci, realisasi perekonomian hingga semester I 2019 ini diprediksi sebesar 5,1 persen. Sementara di semester II 2019 diprediksi 5,2 persen.
"Kami sampaikan prognosis di semester II 2019 sebesar 5,2 persen. Dan outlook kami untuk pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di tahun ini," ujar Sri Mulyani di Ruang Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (16/7).
Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan diprediksi mencapai 5,6 persen, meningkat dibandingkan target tahun ini yang hanya 5,3 persen. Secara rinci, realisasi tingkat bunga SPN semester I 2019 ini sebesar 5,8 persen dan semester II diprediksi mulai menurun menjadi 5,4 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sampaikan tanggapan soal APBN 2018. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Untuk suku bunga ini 5,8 persen semester I karena kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) yang diikuti kenaikan suku bunga BI, sehingga rata-rata semester I 5,8 persen. Tingginya suku bunga ini karena kenaikan suku bunga yang dilakukan FFR tahun lalu masih terasa hingga kini dan eskalasi perang dagang. Tapi semester II kami prediksi akan turun secara gradual, sebesar 5,4 persen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah Indonesia atau ICP diproyeksi sebesar USD 63 per barel selama tahun ini, lebih rendah dari target USD 70 per barel. Selama semester I dan II ini, ICP diprediksi masing-masing USD 63 per barel.
Sementara lifting minyak diprediksi sebesar 754 ribu barel per hari selama 2019, lebih rendah dari target APBN tahun ini yang sebesar 775 ribu barel per hari. Begitu juga dengan lifting gas yang diprediksi 1,07 juta barel setara minyak per hari, lebih rendah dari target dalam APBN 2019 yang sebesar 1,25 juta barel setara minyak per hari.
Hanya laju inflasi dan kurs rupiah yang diprediksi mencapai target APBN 2019. Untuk laju inflasi selama tahun ini diprediksi sebesar 3,1 persen. Angka ini sesuai dengan target dalam APBN yang sebesar 3,5 persen.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan nilai tukar rupiah yang diprediksi mencapai Rp 14,250 per dolar AS selama tahun ini. Angka ini juga menguat dari target dalam APBN 2019 sebesar Rp 15.000 per dolar AS.