Rangkaian Kereta Cepat Dikirim dari China, Simak Lagi Pembengkakan Biayanya

7 Agustus 2022 8:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
China mulai mengirim rangkaian kereta cepat atau Electronic Multiple Unit (EMU) untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada Jumat (5/8). Ada 11 rangkaian kereta yang akan dikirim, termasuk satu unit kereta inspeksi.
ADVERTISEMENT
Produksi seluruh rangkaian kereta cepat dilakukan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, Provinsi Shandong, China, sejak November 2021 lalu. Seluruh rangkaian kereta sebenarnya sudah tuntas pada April 2022, namun menjalani uji dinamis sebelum dikirimkan.
Mengutip laman PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan generasi terbaru CR400AF. Pengoperasiannya didukung teknologi CTSC 3/GSM-R network dan fiber optik.
Polemik Pembengkakan Biaya
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menimbulkan polemik sebab adanya pembengkakan biaya atau cost overrun. Adapun cost overrun yang dialami proyek KCJB ini diperkirakan mencapai USD 1,176 miliar atau setara Rp 16,8 triliun.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pembengkakan biaya proyek KCJB rencananya bakal ditambal menggunakan utang.
ADVERTISEMENT
Dana untuk menambal proyek ini akan dilakukan lewat konsorsium pemegang saham maupun lewat loan atau pinjaman. Sebesar 25 persen dari biaya tambahan itu ditanggung konsorsium BUMN yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan konsorsium China.
"Buat cost overrun ini akan dibagi nanti diperkirakan 25 persen itu masing-masing akan chip in, BUMN Indonesia akan chip in BUMN China akan chip in sesuai dengan komposisinya," ujar Arya.
"Kita perkirakan chip in-nya Rp 4 triliun, yang dimasukkan ke KAI lewat PNM," sambung Arya. Penyertaan Modal Negara ini, kata Arya, dibutuhkan PT KAI lantaran seretnya keuangan BUMN transportasi imbas corona.
Arya menjelaskan, sebesar 40 persen dari total Rp 4 triliun tersebut akan ditanggung oleh konsorsium China. Sementara untuk 75 persen dari sisa kebutuhan dana tambahan, akan dicari lagi lewat skema utang.
ADVERTISEMENT
"Rp 4 triliun di konsorsium BUMN Indonesia, Rp 3 triliun BUMN China, sisanya loan dari KCJB. Nanti yang 75 persen kita akan cari, cari dari perbankan mana, dari China atau dari mana. Ini tetap B to B (business to business) ini penyertaan modal negara," pungkasnya