news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rapat dengan China, Dirjen Minerba Bantah Tuduhan Faisal Basri Soal Ekspor Nikel

26 Oktober 2021 16:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ridwan Djamaluddin Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Djamaluddin Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM sempat menggelar rapat mendadak dengan sejumlah kementerian, lembaga, dan Kedutaan Besar RI di China, merespons adanya tuduhan ekspor nikel ke China yang selama ini dilarang pemerintah. Tuduhan tersebut dilontarkan ekonom senior Faisal Basri.
ADVERTISEMENT
Dirjen Minerba Ridwan Djamaluddin menggatakan menyebut rapat tersebut dilakukan pada 17 Oktober 2021. Pertemuan digelar untuk memastikan isu impor bijih nikel di tengah larangan pemerintah.
"Benar kami melakukan rapat tanggal 17 (Oktober) kalau tidak salah, dengan kementerian dan lembaga terkait beserta Kedutaan Besar Indonesia di China," ujar Ridwan dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/10).
Dari hasil rapat tersebut, dia memastikan tak ada ekspor bijih nikel murni ke China selama larangan ekspor. Namun, dalam ketentuan di China, bijih nikel dan konsentrat nikel memang memiliki nomor kode Harmonized System (HS) yang sama.
"Dari rapat yang dihadiri kementerian lembaga terkait dan Kedubes RI di China, tidak ada satu pun kementerian yang mengkonfirmasi adanya impor bijih nikel dari Indonesia di China," lanjut Ridwan.
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan, satu-satunya informasi yang bisa didapatkan dari sana adalah bahwa Bea Cukai China mencatat adanya impor bijih nikel dan konsentrat nikel yang dilakukan China dari Indonesia lantaran nomor kode HS kedua barang tersebut sama.
Saat ini, Ditjen Minerba masih terus mendalami terkait tuduhan tersebut, apakah yang dicatat oleh China adalah bijih nikel atau konsentrat nikel.
"Sehingga belum pasti apa yang diimpor konsentrat atau bijih nikel. Ini sedang kami konfirmasi atau klarifikasi dengan Bea Cukai China melalui Kedubes RI di sana. Tidak ada yang kecolongan per status hari ini," tegasnya.
Faisal Basri Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Sebelumnya, ekonom senior Faisal Basri menyebut data dari China mencatat adanya impor nikel dari Indonesia tahun lalu. Padahal, dalam data BPS tak tercatat ada ekspor nikel dari Indonesia karena adanya larangan impor.
ADVERTISEMENT
"Tahun 2020, pemerintah melarang berdasarkan data BPS enggak ada ekspor untuk kode HS 2604 nikel ores and concentrates. Tapi general customs administration of China mencatat tahun 2020 kemarin masih ada 3,4 juta ton impor dari Indonesia," ujar Faisal Basri dalam diskusi virtual CORE Indonesia, Selasa (12/10).
***
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.