Rasio Utang RI 40 Persen Terhadap PDB, Tapi Masih Kecil Dibandingkan Negara Lain

24 Februari 2021 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan dokumen kepada  pimpinan DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (12/5). Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan dokumen kepada pimpinan DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (12/5). Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) terus naik hingga di level 40 persen. Melesatnya rasio utang ini karena defisit APBN yang terus melebar seiring dengan penarikan utang baru oleh pemerintah untuk menangani COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
ADVERTISEMENT
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, meski rasio utang merangkak naik, tapi masih lebih rendah dibandingkan sejumlah negara. Begitu pun dengan defisit APBN yang melebar, menurutnya masih lebih prudent.
"Utang kita terhadap PDB naik sekitar 40 persen tapi dibandingkan negara lain rata-rata 60-70 persen. Ini menunjukkan defisit kita moderat dan pertambahan utang kita terbilang kecil dibanding yang negara lain," kata dia dalam Diskusi PEN 2021, Rabu (24/2).
Kunta mengatakan, APBN memang menjadi alat pemerintah untuk mengatasi wabah ini sekaligus perlahan membangkitkan ekonomi. Karena itu, sejak tahun lalu hingga tahun ini, APBN bekerja sangat keras.
Hal ini terlihat dari adanya penambahan anggaran tahun ini, termasuk anggaran untuk penanganan COVID-19 dan PEN. Pemerintah mengumumkan anggaran untuk memulihkan Indonesia di tahun ini naik menjadi Rp 699 triliun.
ADVERTISEMENT
Anggaran PEN 2021 berfokus pada lima bidang yakni, kesehatan sebesar Rp 176,3 triliun, perlindungan sosial Rp157,4 triliun, dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi Rp186,8 triliun, insentif usaha dan pajak Rp 53,9 triliun, serta program prioritas Rp125,1 triliun.
"APBN memang bekerja keras untuk menahan dampak pandemi. Kalau intervensi dari pemerintah dalam PEN ini, mungkin pertumbuhan ekonomi akan turun semakin dalam tahun lalu. Kerja keras APBN akan kita teruskan di 2021," kata Kunta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri Raker dengan Komisi XI DPR RI, Senin (2/12). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat, rasio utang Indonesia bakal mendekati level 40 persen terhadap PDB. Menurutnya, sejak Indonesia dilanda wabah corona, defisit APBN terus melebar. Pada 2020, defisit meningkat dari 1,76 persen menjadi 6,09 persen terhadap PDB. Di sisi lain, penerimaan pajak tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
Meski rasio utang Indonesia terhadap PDB terus membengkak, menurutnya masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Tapi, bukan berarti Indonesia terlena sebab, bagaimanapun keberlanjutan fiskal harus terus dipikirkan.
"Jadi bagi kami, pembiayaan menjadi sangat penting dan saya pikir ini tidak unik untuk Indonesia saja. Ini tidak terjadi di Asia saja. Ini sebenarnya tantangan umum bagi negara-negara di dunia," terangnya pekan lalu.