Realisasi Bantuan Beras 95%, Bapanas Optimistis Mampu Tekan Inflasi Lebaran

31 Maret 2024 12:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta pada Rabu (28/2/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta pada Rabu (28/2/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) atau Bapanas, mencatat realisasi bantuan pangan beras telah mencapai 95,41 persen dengan total volume bantuan sebesar 629 ribu ton per 29 Maret 2024.
ADVERTISEMENT
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, realisasi tahap pertama untuk tahun ini diharapkan mampu menekan inflasi dan membantu masyarakat berpendapatan rendah memperoleh bahan pangan pokok.
"Alhamdulillah, realisasi bantuan pangan beras untuk tahap pertama tahun ini sudah hampir rampung dengan capaian 95 persen. Ini tidak terlepas dari peran strategis Perum Bulog beserta transporter yang terlibat dalam proses pendistribusian bantuan pangan ini," ujar Arief dalam keterangannya, Minggu (31/3).
"Tentunya ini terus digenjot agar jelang Lebaran dapat segera dirampungkan karena bantuan ini sangat dibutuhkan masyarakat, terutama jelang hari raya Idul Fitri beberapa hari mendatang," sambungnya.
Arief mengatakan, bantuan pangan beras ini digelontorkan pemerintah melalui penugasan NFA kepada Perum Bulog. Adapun bantuan pangan beras bersumber dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di mana penyalurannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi yang dapat disalurkan, salah satunya untuk bantuan pangan ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
Realisasi tahap pertama mencakup periode Januari hingga Maret 2024. Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan meninjau penyaluran bantuan pangan beras di beberapa daerah mengatakan, program ini akan dilanjutkan hingga Juni 2024 dan akan terus berlanjut jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencukupi.
"Nanti (banpang beras) akan dilanjutkan April, Mei, Juni. Setuju? (Jadi) akan dilanjutkan sampai Juni. Nanti kita akan berhitung lagi, APBN akan kita hitung. Kalau masih ada peluang, akan dilanjutkan Juli Agustus September dan seterusnya. Saya akan berusaha, tapi saya enggak janji, sehingga nanti bisa dilanjutkan Juli Agustus September Oktober November Desember, saya akan berusaha, setuju ya? Berdoa ya," ucap RI-1 kala menyapa masyarakat di Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada Rabu (27/3/2024).
ADVERTISEMENT
Dengan digelontorkannya bantuan pangan beras ini, Arief menilai hal ini akan berdampak pada pengendalian inflasi. Tercermin dari pencapaian Februari 2024, di mana inflasi beras secara bulanan berada di angka 5,32 persen.
Sementara Januari 2024, inflasi beras di 0,64 persen. Dengan semakin tingginya capaian target saluran bantuan pangan beras di periode pertama 2024, diyakini akan bisa menekan eskalasi inflasi beras di Maret ini.
Arief mengatakan, selain bantuan pangan beras, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan kementerian lembaga serta pemerintah daerah agar berbagai aksi strategis pengendalian inflasi terus berjalan. Terutama selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Maret dan April ini.
Pekerja menumpuk karung berisi beras paket bantuan sosial pangan ukuran 10 kilogram di gudang Bulog Serang, Banten, Jumat (1/3/2024). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
"Secara rutin setiap minggu kami menghadiri rakor pengendalian inflasi yang digelar Kemendagri dan diikuti oleh seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Ini sinergitas yang kuat dengan mendorong pemda untuk melaksanakan berbagai langkah aksi stabilisasi pangan antara lain menguatkan kerja sama antardaerah melalui Gerakan pangan murah dan fasilitasi distribusi pangan," jelas Arief.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, pemerintah telah menerapkan sejumlah aksi strategis dalam upaya mengendalikan kondisi pangan strategis selama Ramadan dan Idul Fitri. Di antaranya, dengan menggelontorkan beras program SPHP ke seluruh Indonesia yang telah dikerjakan oleh Perum Bulog.
Sampai 25 Maret 2024, telah menyentuh angka 517 ribu ton. Sementara pemenuhan beras SPHP ke retail modern dan pasar tradisional per 24 Maret 2024 telah menembus angka 20 ribu ton.
Aksi strategis selanjutnya adalah Gerakan Pangan Murah (GPM). Semenjak Januari sampai minggu ketiga Maret, realisasi GPM ada sampai 2.720 kali. Pada 1 April mendatang, NFA akan menggelar GPM serentak di seluruh daerah dengan target sementara 597 kali sampai April ini.
Selain itu, pemerintah juga melakukan optimalisasi kerja sama antardaerah melalui optimalisasi tol laut, kargo pesawat, dan moda angkutan lainnya, guna mobilisasi stok pangan ke daerah yang defisit juga disokong NFA melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP). Target FDP di tahun ini minimal sejumlah 1.250 ton.
ADVERTISEMENT
Ada pula bantuan pangan penanganan stunting yang telah mulai dijalankan oleh ID Food. Realisasi penyaluran banpang penanganan stunting per 21 Maret telah diberikan kepada 1.242 Keluarga Risiko Stunting (KRS) dalam bentuk paket daging ayam beku seberat 0,9 sampai 1 kg dan 10 butir telur ayam.
"Stok beras Bulog mencukupi. Saat ini stok beras yang ada di Bulog di atas 1,1 juta ton dan pada saat yang sama seiring panen raya, Bulog akan terus melakukan upaya peningkatan serapan gabah/beras," ujarnya.