Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Realisasi Dana Pemulihan Ekonomi Nasional Rp 70,3 T, Baru 15 Persen dari Pagu
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, realisasi PEN hingga akhir bulan lalu sudah cukup baik, terutama dalam konteks penanganan kesehatan . Dengan realisasi yang paling optimal berasal dari perlindungan sosial masyarakat atau bansos yang mencapai Rp 49,27 triliun atau 31,8 persen dari pagu Rp 154,76 triliun.
“Realisasi anggaran perlindungan masyarakat ini meliputi Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 14,15 triliun bagi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Kartu Sembako Rp 18,8 triliun bagi 18,8 juta KPM, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng Rp 5,8 triliun bagi 19,3 juta KPM,” ujar Febrio dalam Taklimat Media: Tanya BKF secara daring, Jumat (13/5).
Selanjutnya, BLT Desa mencapai Rp 7,47 triliun bagi 6,13 juta keluarga, Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (BT-PKLW) Rp 1,7 triliun dengan target 1,76 juta PKLW dan nelayan, serta Kartu Prakerja Rp 1,4 triliun.
ADVERTISEMENT
“Perlindungan masyarakat berjalan sesuai dengan jadwal,” jelasnya.
Realisasi program PEN yang juga cukup maksimal adalah penguatan pemulihan ekonomi, yakni mencapai 5,2 persen dari pagu Rp 178,32 triliun atau Rp 9,22 triliun.
Realisasi penguatan pemulihan ekonomi ini terdiri atas program pariwisata Rp 190 miliar, ICT Rp 440 miliar, dukungan UMKM berupa subsidi bunga dan IJP Rp 8,02 triliun, serta insentif perpajakan Rp 500 miliar.
Terakhir, untuk sektor kesehatan hingga 28 April 2022 realisasinya baru Rp 11,87 triliun atau 9,7 persen dari pagu Rp 122,54 triliun. Realisasi sektor kesehatan ditujukan untuk pembayaran klaim pasien sebesar Rp 8,1 triliun, insentif tenaga kesehatan Rp 1,6 triliun, insentif perpajakan vaksin dan alat kesehatan Rp 1 triliun, dan Dana Desa bagi penanganan COVID-19 Rp 1,1 triliun.
ADVERTISEMENT
“Kita pastikan insentif-insentif yang sudah kita pastikan bisa kita jalankan dengan baik,” tambahnya.