Realisasi Produksi Batu Bara Melebihi Target, Capai 558 Juta Ton di 2020

7 Januari 2021 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi, Selasa (21/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi, Selasa (21/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM mencatat produksi batu bara Indonesia sepanjang 2020 mencapai 558 juta ton. Realisasi ini lebih tinggi dari target yang dipatok di awal tahun sebesar 550 juta ton.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, realisasi produksi batu bara sepanjang 2020 tidak terlalu jauh dari target yang ditetapkan. Beda dengan 2019 yang produksinya sempat mencapai 616 juta ton dari target 550 juta ton.
"Realisasi produksi batu bara 558 juta ton atau 101,4 persen lebih dari target 550 juta ton," kata dia dalam paparan Kinerja dan Proyeksi Kementerian ESDM 2020/2021 secara virtual, Kamis (7/1).
Dari realisasi produksi sebanyak 558 juta ton tahun lalu, pemanfaatan batu bara untuk domestik mencapai 132 juta ton atau hanya 85 persen dari target 155 juta ton. Sedangkan sisanya, sebanyak 426 juta ton diekspor.
Menteri ESDM Arifin Tasrif di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Di tahun ini, pemerintah telah menetapkan kuota produksi batu bara sama seperti tahun lalu, sebanyak 550 juta ton. Meski begitu, jatah batu bara untuk domestik akan ditingkatkan menjadi 137,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) menjadi konsumen terbesar batu bara dalam negeri. BUMN kelistrikan ini mendapatkan harga khusus tahun lalu dengan membeli batu bara dengan murah (domestic market obligation/DMO).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi batu bara untuk domestik memang lebih jauh lebih kecil dari volume yang diekspor meski porsinya selalu ditingkatkan setiap tahun.
Tercatat, pada 2014 jatah batu bara untuk domestik hanya 76 juta ton. Pada 2015 naik menjadi 86 juta ton, 2016 naik lagi 91 juta ton, pada 2017 naik menjadi 97 juta ton. Lalu pada 2018 batu bara yang dijual ke dalam negeri naik menjadi 115 juta ton dan pada 2019 menjadi yang tertinggi, sebanyak 138 juta ton.
"Kalau lihat dari proporsi kebutuhan dalam negeri masih lebih kecil dari target. Kita tentu prioritaskan kebutuhan dalam negeri, itu prioritas utama. Kita akan lihat kalau tren harga internasional bagus, kita akan evaluasi kembali," ujar Arifin.
ADVERTISEMENT