Redam Inflasi, BI Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Berlanjut di 2023
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan suku bunga BI7DRR secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih terlalu tinggi (overshooting) dan penurunan inflasi inti lebih lanjut agar kembali ke dalam sasaran 3±1 persen lebih awal yaitu pada semester I 2023," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Rabu (30/11).
Perry juga memastikan, kenaikan suku bunga tersebut untuk meredam laju inflasi. Selain melalui kebijakan moneter, BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memitigasi lonjakan inflasi akibat kenaikan harga energi dan pangan global.
"Pada tahun 2023, Pemerintah akan tetap memberikan subsidi energi dan bantuan sosial kepada masyarakat kecil. Dengan subsidi ini, tekanan inflasi IHK dari harga-harga yang diatur Pemerintah (administered prices) diperkirakan akan rendah," jelasnya,
ADVERTISEMENT
Selain itu, koordinasi antara pemerintah (pusat dan daerah) dan BI untuk pengendalian inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) juga dilkaukan melalui Tim Pengendalian Inflasi di pusat dan daerah (TPIP-TPID), serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Dalam waktu bersamaan, BI menempuh kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk menurunkan inflasi inti (core inflation) yang meningkat karena dampak penyesuaian harga BBM pada September 2022 yang lalu. BI telah menaikkan suku bunga BI7DRR sebesar 175 bps dalam bulan
Agustus-November 2022 hingga menjadi 5,25 persen. Ke depan, BI memastikan akan secara konsisten melakukan kalibrasi secara terukur (well-callibrated), perencanaan secara matang (well-planned), dan dikomunikasikan secara transparan (well-communicated) respons kebijakan suku bunga lebih lanjut untuk memastikan tercapainya sasaran inflasi inti lebih awal yaitu pada semester I 2023 tersebut.
ADVERTISEMENT