REI Ajak Pengembang Properti Cari Duit Lewat Pasar Modal

27 Februari 2020 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembangunan perumahan bersubsidi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan perumahan bersubsidi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta mengajak para anggotanya untuk mencari alternatif pendanaan lewat pasar modal melalui Initial Public Offering (IPO).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua REI DPD Jakarta Arwin Iskandar mengatakan lewat IPO, para pengembang properti bisa memperoleh banyak keuntungan, salah satunya permodalan untuk memperbesar bisnis mereka.
“Kami mau mendorong small medium company ini bisa lebih besar dengan adanya optimalisasi pertumbuhan perusahaan melalui go public. Kita mendengar ada potensi pertumbuhan perusahaan lewat go public,” ungkap Arwin di Main Hall BEI, Kamis (27/2).
Menurut Arwin, struktur permodalan merupakan faktor yang sangat penting bagi bisnis properti. Selama ini, kebanyakan pengembang hanya mencari permodalan lewat cara konvensional yaitu pembiayaan perbankan. Cara ini pun dianggap lebih rumit dan terbatas.
“Struktur permodalan ini jadi faktor bagi kami untuk ekspansi. Kalau lewat perbankan prosesnya cukup panjang. Yang kita alami, bank tak bisa lakukan ekspansi untuk beli tanah. Jadi memang bagi kami untuk ekspansi dengan hanya berharap dari bank masih kurang banyak,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut Arwin, jika dibandingkan dengan perbankan, pendanaan lewat IPO dinilai lebih mudah. Selain itu, biaya IPO juga lebih murah. Dengan IPO, perusahaan dituntut lebih terbuka. Kondisi ini tentunya akan membuat perusahaan properti bisa meningkatkan profesionalitasnya.
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Hal ini pun akan memberikan efek domino yang positif. Sebab dengan informasi yang transparan, perbankan dapat dengan mudah mengetahui kondisi perusahaan. Dengan demikian pemberian pinjaman relatif lebih mudah dan lebih murah.
“Ini juga akan menambah struktur permodalan lagi. Kalau insentif pajak di perusahaan properti sudah fixed ya,” ujarnya.
Sayangnya selama ini banyak pengembang yang ragu-ragu untuk melakukan IPO. Terlebih bagi pengembang yang lahir dari perusahaan keluarga. Hingga saat ini kurang lebih baru ada sekitar 60-70 perusahaan yang sudah tercatat di pasar modal. Padahal REI mempunyai anggota sebanyak 6.000 pengembang. Sisanya belum go public.
ADVERTISEMENT
Arwin pun meyakinkan bahwa perusahaan properti yang mau berkembang tak boleh takut untuk melantai di bursa saham. Bahkan menurut Arwin, beberapa perusahaan keluarga juga sudah membuktikan keuntungan dari IPO.
“Apabila mau berkembang, kita harapkan lewat go public ini. Kalau enggak salah ada empat perusahaan Ciputra yang go public. Manfaat IPO dapat memperoleh dana yang lebih besar,” tandasnya.