Reklamasi Lahan Terminal BBM Pertamina di Kalibaru Selesai Awal 2025

3 Juli 2024 14:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru akan dikembangkan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelindo (Persero). Foto: PIS
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru akan dikembangkan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelindo (Persero). Foto: PIS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mengungkapkan masih memproses reklamasi lahan di Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk pembangunan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) milik PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama, Arif Suhartono mengatakan, proses reklamasi lahan untuk terminal BBM ramah lingkungan itu ditargetkan rampung akhir 2024 atau kuartal I 2025.
"Saat ini sedang dilakukan reklamasi. Kita sih berharap di akhir tahun 2024 atau di triwulan pertama 2025 sudah selesai reklamasinya," ungkapnya saat ditemui di kompleks parlemen, Rabu (3/7).
Arif menambahkan, setelah selesai reklamasi pihaknya akan membahas kelanjutan pembangunan Terminal BBM yang sedang dikaji Pertamina. Dia berharap Pertamina bisa segera mengeksekusi proyek tersebut.
"Kalau dari Pelindo sendiri adalah terkait dengan penyediaan lahannya. Lahannya kita berharap di kuartal pertama 2025 itu sudah selesai reklamasinya," pungkasnya.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Arif Suhartono saat ditemui di Hotel JW Marriott, Rabu (22/2/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Adapun rencana pembangunan JIGT sudah dimulai dari tahun 2023 dengan proses reklamasi, dilanjutkan dengan FEED (Front End Engineering Design) pada 2024 dan konstruksi awal serta penguatan struktur di 2025.
ADVERTISEMENT
Sementara pengoperasian terminal akan dilakukan dalam beberapa tahap. Fase pertama periode 2027-2035 yakni operasional storage bahan bakar BBM, fase kedua pada 2035-2040 untuk pembangunan dan operasional storage LNG, FAME, dan Used Cooking Oil (UCO), fase terakhir 2040 pembangunan dan operasional untuk storage hidrogen.
Untuk tahap pertama, yaitu pengembangan Terminal BBM membutuhkan investasi sekitar USD 350-550 juta atau Rp 5,3-8,3 triliun.
Kapasitas penampungan terminal tersebut mencapai 6,3 juta barel untuk memenuhi kebutuhan energi area Jabodetabek, alias 3 kali lebih besar dari Terminal Integrated Jakarta Plumpang yang sempat mengalami tragedi kebakaran merembet ke perumahan warga.
Integrated Terminal Jakarta Plumpang kini meng-cover 15 persen suplai BBM Nasional. Terminal yang telah beroperasi selama hampir 50 tahun ini dinilai perlu ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk menjawab kebutuhan energi mendatang.
ADVERTISEMENT