Rencana BPJS Ketenagakerjaan Lepas Saham dan Reksa Dana Picu Anjloknya IHSG

1 April 2021 8:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung BPJS Ketenagakerjaan Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung BPJS Ketenagakerjaan Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BPJS Ketenagakerjaan berencana mengubah komposisi portofolio investasi pada dana kelolaan mereka. Portfolio yang akan diubah yaitu dari investasi pada saham dan reksa dana beralih menjadi investasi pada Surat Berharga Negara (SBN). Rencana BPJS Ketenagakerjaan ini pun dinilai berdampak pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok dua hari berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan merangkum beberapa fakta soal rencana BPJS Ketenagakerjaan yang akan mengurangi porsi investasi mereka di pasar saham.

Saham Dinilai Terlalu Berisiko, BPJS TK Cari Instrumen Aman

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengkonfirmasi pihaknya bakal mengurangi investasi mereka di saham serta reksa dana dan akan beralih ke Surat Berharga Negara (SBN).
“BPJamsostek mempertimbangkan penyesuaian portofolio investasi yang dilakukan secara bertahap dalam jangka panjang dengan menambah alokasi pada surat utang, baik SBN maupun surat utang korporasi yang memenuhi persyaratan,” ujar Anggoro kepada kumparan, Rabu (31/3).
Anggoro Eko Cahyo. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Penyesuaian ini bukan berarti BPJamsostek tidak optimistis dengan prospek investasi di pasar modal Indonesia. Menurut Anggoro dalam jangka panjang atau sekitar 10-15 tahun ke depan, BPJamsostek menilai bahwa saham dan reksa dana merupakan instrumen investasi yang punya daya ungkit return cukup tinggi. Sayangnya saat ini kondisi pasar saham sedang penuh ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
“Namun saat ini, kondisi pasar modal banyak dipengaruhi sentimen global, sehingga memicu peningkatan volatilitas,” ujar Anggoro.
Alasan inilah yang mendasari BPJS Ketenagakerjaan untuk mengubah komposisi investasi mereka untuk menghindari risiko tersebut.

Persentase Saham dan Reksa Dana Capai 22 Persen dari Total Investasi

Adapun per Februari 2021, total dana kelolaan BPJamsostek tercatat sebesar Rp 489,89 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 17 persen CAGR. Adapun Aset Alokasi per Februari 2021 adalah surat utang sebesar 65 persen, deposito 12 persen, saham 14 persen, reksa dana 8 persen dan investasi langsung 1 persen.
Dilihat dari komposisi tersebut, maka BPJS Ketenagakerjaan bisa disebut sebagai salah satu investor institusi raksasa di pasar modal. Ini artinya apabila porsi investasi di saham dan reksa dana dikerdilkan maka kebijakan tersebut akan menimbulkan terjadinya arus uang keluar dari pasar modal dalam jumlah yang lumayan.
ADVERTISEMENT

Wacana BPJS Ketenagakerjaan Bikin IHSG Anjlok

Wacana pengurangan investasi BPJS Ketenagakerjaan di pasar modal bertepatan dengan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama dua hari berturut-turut. Kemarin Selasa (30/3), IHSG ditutup melemah ke level 6.071,44 atau turun 1,55 persen. Pelemahan berlanjut pada perdagangan hari ini, Rabu (31/3), IHSG kembali terperosok 1,42 persen ke level 5.985,52.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan hal tersebut bisa saling berkaitan. “Kalau dilihat dari psikologis investor, memang investor melihat hal tersebut. Kerena ketakutannya akan ada rotasi dari bobot portfolio institusi-institusi,” ujar Lanjar kepada kumparan, Rabu (31/3).

BEI Hormati Keputusan BPJS Ketenagakerjaan Hengkang dari Bursa

Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono W. Widodo mengatakan jika benar wacana tersebut akan direalisasikan maka pihaknya menghargai kebijakan tersebut. Sebab investasi dari institusi pengelola dana publik merupakan kebijakan yang independen.
ADVERTISEMENT
“Kebijakan investasi dari para pengelola dana publik adalah kebijakan yang independen dan bursa menghargai keputusan dari para pengelola atau manajer investasi tersebut,” ujar Laksono kepada wartawan, Rabu (31/3).