Rencana Kenaikan Tarif Ojek Online Harus Dipertimbangkan Matang

11 Februari 2019 20:56 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitra pengemudi  GOJEK. Foto: REUTERS/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Mitra pengemudi GOJEK. Foto: REUTERS/Beawiharta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kenaikan tarif ojek online memang belum diputuskan, aturan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) direncanakan terbit Maret 2019 mendatang. Namun, pro dan kontra tak terelakkan.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Tim 10 Perumus Aturan Ojek Online mengusulkan skema tarif naik menjadi Rp 3.100 per kilometer. Sedangkan tarif sekarang yaitu Rp 2.200 per kilometer.
Sementara itu, Hasil survei yang dilakukan Research Institute of Economic Development (RISED) pada 2.001 konsumen pengguna ojol di 10 provinsi dan 17 kabupaten menunjukkan potensi penurunan permintaan konsumen sebesar 71,12 persen jika kenaikan tarif terjadi.
Tak hanya itu, Ekonom Universitas Indonesia Fithra Hastiadi menilai bakal ada efek berganda lainnya yang bakal timbul ketika tarif ojol naik. Misalnya saja, penurunan penumpang yang menyebabkan pendapatan driver menurun hingga sektor UMKM yang terkerek melesu karena turunnya permintaan.
“Karena kalau kita bicara ojol itu kita tidak hanya bercerita tentang ojek saja tapi kita juga bicara tentang restaurant, kita juga bicara jasa angkutan jalan raya, reparasi mobil motor dan lain lain. Jadi efek turunannya akan sangat banyak sekali,” katanya ketika ditemui di Hong Kong Kafe, Jakarta Pusat, Senin (11/2).
ADVERTISEMENT
Berkenaan itu, kata Fithra, ia menyarakankan agar pemerintah memperhatikan kenaikan tarif ojol bisa dilihat lebih seksama. Yaitu win-win solution bagi semua stakeholder.
“Karena kalau konsumen yang dikorbankan (dengan kenaikan tarif) dan juga pengemudi yang dikorbankan, kenaikan tarif memang bisa ditoleransi tapi batas yang harus diukur berdasarkan kajian kajian yang solid. Sementara ini kan kajian-kajian itu belum dilakukan,” imbuh dia.
Di sisi lain, ia juga menambahkan bahwa aplikator bisa mempertimbangkan alternatif lain untuk mengatrol kenaikan tarif dengan inisiatif pembiayaan dari investor.
“Karena mereka (aplikator) kan sebenarnya memiliki sumbangan investasi dari para venture capitalis yang cukup signifikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pemerintah perlu tegas dan namun cermat dalam mengambil apapun kebijakan ke depan. Termasuk kenaikan tarif ojol yang memiliki dampak pada banyak hal. Bukan saja kepada konsumen, kesejahteraan pengemudi, aplikator dan juga menjaga iklim investasi.
ADVERTISEMENT
“Pada akhirnya ini (kebijakan tarif ojol) akan dilihat oleh para investor dan (jangan sampai) mereka akan melihat betapa tidak konsistennya kebijakan kita dan pada akhirnya mereka akan menahan diri untuk investasi,” pungkasnya.