Reseller Fashion Didorong untuk Lebih Berorientasi ke Produk Ramah Lingkungan

18 Oktober 2021 16:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muslim Fashion Festival di JCC Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Muslim Fashion Festival di JCC Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara soal bisnis fashion di Indonesia, pastinya istilah reseller sudah tidak lagi asing. Lantaran, reseller tak hanya berperan sebagai penjual terusan yang mendapatkan untung dari selisih penjualan dan pembelian, tetapi sebagai sosok yang dipercaya oleh konsumen.
ADVERTISEMENT
Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma menyatakan bahwa peran reseller sangatlah memengaruhi penjualan brand pakaian, yakni hingga 50-80 persen dari total pendapatan. Ini dapat terjadi karena reseller merupakan pihak yang bertemu langsung dan menjalin koneksi dengan konsumen secara end-to-end, hingga konsumen juga ikut membangun kepercayaan.
“Sistem reseller bisa memengaruhi hingga 50-80 persen penjualan. Bisa terlihat langsung, pemasaran adalah hal yang sangat penting. Nah, reseller yang memegang semua kendali dan menggulirkannya ke konsumen,” jelas Ali dalam jumpa pers bertajuk Sustainable Muslim Fashion yang dihelat oleh Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021 secara virtual, Senin (18/10).
Pengunjung memilih pakaian muslim di pameran Muslim Fashion Festival (Muffest) 2020 di Jakarta Convention Center, Senayan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sebagai sosok yang telah berkecimpung dalam industri fashion Indonesia selama 23 tahun, Ali percaya bahwa reseller merupakan stakeholder penting yang perlu dirangkul ketika ingin membangun ekosistem fashion yang berkelanjutan (sustainability).
ADVERTISEMENT
Perlahan-lahan, Ali ingin mengubah perspektif reseller untuk menjual produk-produk yang sustainable. Dari yang awalnya berorientasi pada produk-produk yang murah, berubah menjadi produk berkelanjutan yang memiliki nilai dan bersifat ramah lingkungan.
“Reseller adalah kunci untuk menyukseskan penjualan. Makanya, kita buat rangkul dan buat mereka sadar sekarang nilainya ada di produk-produk sustainable. Mungkin dulunya mereka tertarik produk yang lebih murah, kita coba edukasi rekan-rekan reseller,” ujarnya.
Ali juga menilik kebiasaan reseller yang masih memprioritaskan produk dari luar negeri dan berbahan sintetis. Sehingga, dalam upaya menjalankan visi IFC untuk membangun industri fashion yang berkelanjutan di Indonesia, ia juga ingin mengajak para reseller untuk melihat produksi brand lokal supaya dapat mengerti tentang produksi fashion berkelanjutan; dari hulu ke hilir.
ADVERTISEMENT
“Nanti dari diskusi, kita ajak mereka untuk lihat langsung produksi brand lokal yang mengadopsi nilai sustainability. Kita kasih lihat produksi dari hulu ke hilir, seberapa berdampaknya untuk lingkungan. Dan kiranya, dengan sadar dan melihat sendiri, reseller bisa bangun cerita dan nilai ke konsumen soal kualitas fashion berkelanjutan,” harap Ali, menutup pembicaraan soal reseller.