Resesi di Depan Mata, Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Kuartal III Bisa Minus

5 Agustus 2020 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia sepertinya sulit terhindar dari resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani melihat masih adanya kemungkinan ekonomi di kuartal III 2020 kembali terkontraksi atau minus.
ADVERTISEMENT
Sektor-sektor yang mengalami penurunan sangat dalam di kuartal II dinilai tak bisa kembali pulih secara cepat. Namun Sri Mulyani tetap optimistis ekonomi kuartal III di kisaran 0 persen hingga 0,5 persen (yoy). Proyeksi turun dari sebelumnya bisa tumbuh 1 hingga 1,2 persen (yoy).
"Kalau kuartal III kita masih berharap growth minimal 0 persen atau positifnya 0,5 persen. Memang probabilitas negatif masih ada, karena penurunan dari beberapa sektor mungkin tidak bisa secara cepat akan pulih kembali," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK secara virtual, Rabu (5/8).
Sementara di kuartal IV tahun ini, dia memproyeksi ekonomi akan mendekati 3 persen (yoy). Sehingga secara keseluruhan tahun ini perekonomian untuk skenario optimis berada di kisaran 0 persen hingga 1 persen, dan skenario sangat berat minus 0,4 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
"Kuartal IV diharapkan bisa meningkat bisa mendekati 3 persen (yoy). Dan kalau terjadi keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2020 diharapkan akan tetap terjaga pada zona positif, minimal 0 persen hingga 1 persen," jelasnya.
Pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal II 2020 mengalami kontraksi 5,32 persen (yoy), anjlok dibandingkan kuartal sebelumnya 2,97 persen (yoy) maupun periode yang sama tahun lalu 5,05 persen (yoy).
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Namun jika dilihat secara kuartalan, ekonomi Indonesia juga minus 4,19 persen (quarter to quarter/qtq) di kuartal II 2020. Ini merupakan kedua kalinya ekonomi Indonesia negatif secara kuartalan. Di kuartal I 2020, ekonomi minus 2,41 persen (qtq).
Suatu negara bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhannya mengalami negatif selama dua kuartal berturut-turut. Untuk Indonesia, pemerintah mengacu data perekonomian secara tahunan (yoy) untuk menentukan resesi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menegaskan bahwa perekonomian Indonesia belum mengalami resesi secara teknik. Hal ini karena data perekonomian yang menjadi acuan bagi Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi secara tahunan atau year on year (yoy), bukan kuartalan (qtq).
"Kalau kuartal III kita bisa hindarkan, Insyaallah kita secara teknikal enggak resesi. Jadi bukan qtq seperti yang disebutkan," lanjutnya.