Resesi Mengancam Indonesia, Pengusaha Pede IKN Tetap Ramai Investor

25 Oktober 2022 16:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana acara Ibu Kota Nusantara Sejarah Baru Peradaban Baru, di Djakarta Theater, Selasa (18/10/2022). Foto: Kadin Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara Ibu Kota Nusantara Sejarah Baru Peradaban Baru, di Djakarta Theater, Selasa (18/10/2022). Foto: Kadin Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah lembaga memproyeksi perekonomian dunia di 2023 akan dipenuhi dengan ketidakpastian. Bahkan, ada beberapa negara yang diprediksi akan jatuh ke jurang resesi.
ADVERTISEMENT
Ancaman resesi yang terjadi di tahun 2023 berbarengan dengan dibangunnya mega proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Lantas, bagaimana nasib investasi di IKN?
Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Kamdani, pede IKN masih menjadi proyek strategis bagi para investor. Selama bisa memberi kepastian dari sisi demand maka investor akan datang ke IKN.
"Kembali ke komersial, demand-nya (permintaannya) ada nggak? Pasarnya siapa? Siapa yang mau pindah ke sana? Selama kita bisa menjustify (menyuguhkan) itu investor akan mau, apalagi yang fokus di investasi berkelanjutan," kata Shinta di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (25/10).
Shinta menjelaskan, IKN didesain sebagai Ibu Kota dengan teknologi smart city dan ramah lingkungan. Hal tersebut tentu menjadi daya tarik, khususnya bagi investor yang memberi perhatian di sektor energi bersih.
ADVERTISEMENT
"Kan pak presiden mengatakan this is forest modern city, ini smart city, bukan sembarang cuma bangun ibu kota," tegas Shinta.
Di sisi lain, Shinta mengungkapkan para pengusaha akan tetap optimis namun tetap berhati-hati dalam menghadapi the perfect storm alias krisis multidimensi.
Shinta Kamdani, Chair of B20 Indonesia memberikan remarks pada Press Conference B20-G20 Dialogue_ Women in Business Action Council. Foto: Dok. B20 Indonesia
The perfect storm tersebut terdiri atas inflasi tinggi, kontraksi ekonomi menuju resesi, hingga situasi geopolitik yang masih dalam ketidakpastian.
"Tahun depan kita lihat yang katanya perfect storm ini kalau dateng pasti pengaruhi ke investasi. Makanya tahun depan kita akan lebih hati-hati kalau ekspansi tapi tetap optimis," kata Shinta.
Shinta menjelaskan, pengusaha perlu melihat permintaan (demand) hingga pasar ketika ingin melakukan ekspansi di 2023. Dia menekankan, saat ini pengusaha perlu memikirkan bagaimana cara melewati gejolak yang akan terjadi tanpa mempengaruhi efisiensi.
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, dalam keadaan krisis maupun tidak, peluang penanaman modal asing di Indonesia masih sangat besar, apalagi peluang investasi berkelanjutan.
Hal tersebut didasari oleh proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2023 yang tumbuh 5 persen.
"In general kita positif Indonesia tetap bisa mendapatkan investasi. Cuma kita harus lebih berhati-hati," pungkas Shinta.