Respons Bos Garuda Indonesia Soal Wacana Iuran Dana Pariwisata via Tiket Pesawat

23 April 2024 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara terkait wacana pemungutan iuran dana abadi pariwisata atau Indonesia Tourism Fund (ITF) yang akan dibebankan melalui tiket pesawat.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku belum adanya diskusi dengan pemerintah terkait wacana tersebut sebagai pihak maskapai.
"Belum (diajak bicara soal ini)," kata Irfan kepada kumparan, Selasa (23/4).
Irfan menilai wacana tersebut berpotensi menaikkan harga tiket pesawat ke depannya. Tak hanya itu, ke depannya hal ini juga akan mendapatkan banyak protes dari masyarakat. Meski demikian, Irfan yakin wacana ini tidak akan mengurangi jumlah penumpang.
"Mungkin tidak sepi, marah iya. Saya sih saran dicari cara mengumpulkan dana yang publik tahu jelas mekanismenya," katanya.
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: eka.viation/Shutterstock
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengakui, ada rencana rapat oleh pemerintah yang membahas soal dana pariwisata berkelanjutan via tiket pesawat.
"Memang ada rapat pembahasan rencana untuk dana pariwisata berkelanjutan," ujar Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, dirinya meminta masyarakat untuk tidak khawatir terkait pungutan yang dibebankan dalam tiket pesawat. Pasalnya, belum ada keputusan soal pungutan itu.
Hingga kini diakuinya tiket pesawat masih terbilang mahal termasuk berdasarkan masukan serta keluhan dari masyarakat yang akan menggunakan pesawat saat bepergian di dalam negeri maupun keluar negeri.
"Per hari ini jangan khawatir tidak akan membebani masyarakat dengan harga tiket yang lebih mahal lagi," katanya.