Respons Bos Garuda soal Pemerintah Restui Kenaikan Harga Tiket Pesawat

16 Juni 2020 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
ADVERTISEMENT
Pemerintah memberikan restu kepada maskapai penerbangan untuk menaikkan harga tiket pesawat hingga menyentuh Tarif Batas Atas (TBA). Keputusan tersebut sebelumnya disampaikan oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai kompensasi atas adanya pembatasan penumpang pesawat maksimal 70 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, merespons positif mengenai keringanan yang diberikan oleh pemerintah. Namun, Irfan mengatakan langkah untuk menaikkan harga tiket baru akan dilakukan jika masyarakat juga merestui.
"Mau naikkan harga, oh senang sekali kalau pemerintah membolehkan, kami mau dan kalau masyarakat yang naik pesawat juga bersedia dinaikkan harganya," ujar Irfan dalam virtual conference, Selasa (16/6).
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Saat ini, Irfan memastikan belum ada kenaikan pada harga tiket pesawat maskapai Garuda Indonesia. Ia tidak ingin gegabah karena menyadari kondisi perekonomian masyarakat tengah mengalami kesulitan akibat pandemi COVID-19.
"Tapi kan kita menyadari masyarakat, semuanya enggak ada yang turun. Eh mau naik Garuda malah dinaikkan, kita juga tahu dirilah semua kita lagi dalam kesulitan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Irfan, hal yang paling penting dilakukan oleh maskapai penerbangan saat ini adalah bagaimana menumbuhkan kepercayaan penumpang. Terutama memastikan bahwa moda transportasi udara aman dan menjalankan protokol kesehatan secara maksimal.
Membangun kepercayaan ini lah, kata Irfan, yang saat ini mesti jadi prioritas. Oleh karena itu, ia mengaku tidak terlalu ngotot untuk meminta adanya penyesuaian tarif tiket pesawat.
"Kalau pemerintah dan masyarakat membolehkan naik dikit lah, ya kita naikkan. Tapi kalau penolakan terlalu besar kami juga enggak pengin, ngapain mau naikin kalau orang enggak ada yang naik," pungkas Irfan.