Respons Kritik AHY soal BBM & Infrastruktur, Adian: Mana Data dan Faktanya?

19 September 2022 10:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis 98 Adian Napitupulu menyampaikan pandangannya saat diskusi. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis 98 Adian Napitupulu menyampaikan pandangannya saat diskusi. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu, merespons kritik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal kenaikan harga BBM serta pembangunan infrastruktur di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDIP itu mengajak AHY beradu data dan fakta soal kritikannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya di arena Rapimnas Partai Demokrat, AHY mengaku menerima keluhan masyarakat soal beban ekonomi akibat kenaikan harga BBM. Sementara pada saat yang sama, menurutnya pemerintah justru mendahulukan proyek-proyek infrastruktur yang semestinya bisa ditunda.
"Rakyat yang saya temui di desa-desa, di kota-kota kecil dan kota besar, di stasiun, di bandara, di gang-gang sempit, di restoran, di warung-warung kopi, di pasar, di tempat fitness, di kampus, di pesantren, dan di tempat-tempat lainnya, sebenarnya mereka tidak menuntut pemerintah bisa menyelesaikan semua masalah mereka tadi," kata AHY, Jumat (16/9).
AHY pun menyebut Presiden Jokowi tinggal gunting pita atas proyek-proyek infrastruktur yang dirintis di masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berikut tanggapan Adian Napitupulu atas kritik AHY tersebut:
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama istri Annisa Pohan disaksikan Presiden keenam yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Majelis Tinggi Andi Mallarangeng Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Ketika saya membaca pernyataan AHY terkait gunting pita Infrastruktur, seketika saya kembali merasa kasihan pada AHY. Bagaimana tidak, setelah berhenti dari TNI di usia muda lalu gagal menjadi Gubernur DKI, sekarang justru menyampaikan data yang salah tentang klaim infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Saran untuk teman teman di Partai Demokrat tolong jangan jerumuskan AHY. Kan kasihan sudah sewa tempat mahal, bicara di hadapan 3.000 kader pakai sound system ribuan watt, diliput banyak media, eh data yang disampaikan salah total.
Tapi ya sudahlah dari pada berlama lama mengasihani AHY lebih baik kita bicara data, angka dan fakta untuk membuktikan pernyataan AHY ternyata bertentangan dengan kenyataan. Kita uji apakah pernyataan AHY itu kebenaran atau kebohongan.
Kita ambil contoh 3 jenis Infrastruktur, semoga contoh ini cukup mewakili. Sebagai alat ukur awal kapan pembangunan, kita gunakan dari tahap konstruksi di mulai.

Pertama Jalan Tol:

Jalan Tol yang di bangun SBY di periode 2005 hingga 2014 mulai dari konstruksi hingga gunting pita total 189,2 km. Sementara jalan tol yang di mulai konstruksi nya di pemerintahan SBY tapi di selesaikan oleh Jokowi total ada 222 km. Kalau total panjang jalan tol yang dimulai era Jokowi tahun 2015 hingga nanti 2023 total sepanjang 2.290 km.
ADVERTISEMENT

Kedua, Bandara:

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau terminal baru Bandara Internasional Radin Inten II dan Bandara Lubuk Linggau. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
Hingga akhir 2014 SBY menyelesaikan 24 Bandara yang sebagian besar sudah dikerjakan oleh Presiden sebelum SBY. Jadi SBY hanya meneruskan sebagian lalu ikutan gunting pita, bukan membangun seluruhnya dari awal.
Sementara Bandara yang ground breaking-nya dilakukan Sby tapi akhirnya diselesaikan Jokowi jumlahnya ada 7 Bandara yaitu Kertajati, Tebelian, Muara Teweh, Buntukunik, Morowali, Miangas dan Namniwel.
Adapun Bandara yang konstruksinya di mulai oleh Jokowi sejak 2015 dan akan selesai 2023 total ada 31 Bandara.

Ketiga, Bendungan:

Beberapa Bendungan di mulai konstruksinya tahun 2014 beberapa bulan sebelum masa jabatan SBY berakhir seperti, Bendungan Tentip, Raknam, Logung, Gondang dan Pidekso. Ke 5 Bendungan ini SBY mungkin hanya sempat melakukan seremoni peletakan batu pertama saja, ya kira kira bermodal 1 sak semen dan beberapa buah batu saja. Kenapa demikian? Karena memang masa jabatan SBY di tahun 2014 secara konstitusional hanya 10 bulan saja.
ADVERTISEMENT
Lalu berapa Bendungan yang bisa di bilang SBY berperan cukup besar walaupun juga tidak selesai? Kira kira ada 13 Bendungan saja. Itupun penyelesaiannya tetap di tangan Jokowi.
Presiden Jokowi meresmikan bendungan Karallore di Kab Gowa Sulawesi Selatan. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Orang mungkin bertanya, berapa bendungan yang konstruksinya di bangun Jokowi dan selesai di era periode Jokowi ? Dalam data saya dari 2015 hingga nanti 2023 total ada 39 Bendungan sementara 4 lagi diresmikan tahun 2025 bonus bagi pemerintahan berikutnya
Semoga 3 jenis infrastruktur ini cukup menjadi bukti bahwa pernyataan AHY itu tidak benar, atau kalo istilah sekarang menurut definisi versi KBBI dan Wikipedia, kebohongan itu sesuai dengan definisi Hoaks.
Kalau AHY masih butuh data nanti saya akan sampaikan data terkait infrastruktur lain yang sudah dibangun Jokowi mulai dari 316.590 km jalan desa, 1.597.529 meter jembatan desa, 1.474.544 unit air bersih Desa, 501.054 unit irigasi desa. Apa AHY perlu data lain terkait jalan nasional non tol, infrastruktur limbah, listrik, telekomunikasi, minyak, gas bumi, olah raga, pariwisata, perumahan Rakyat dan jenis jenis lain sesuai Perpres 38 tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Atau kalau AHY tertarik saya juga bisa sampaikan data terkait seribu lebih unit Rusun yang karena mangkrak lalu jadi seram tapi bisa sukses untuk tempat shooting Pengabdi Setan. Atau mungkin masih butuh data Hambalang juga? Perlu?