Respons Pengusaha Hotel Soal Konsep Bekerja dari Destinasi Wisata

1 Maret 2021 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi working from home (WFH). Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi working from home (WFH). Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Pengusaha Hotel yang tergabung di Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengapresiasi program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang mendorong pegawai bekerja dari destinasi wisata. Program yang diluncurkan Menparekraf Sandiaga Uno ini dinamakan Work From Destination (WFD).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum PHRI Maulana Yusran mengatakan, salah satu hambatan dari program WFD yaitu masih adanya hambatan kebijakan lain. Kebijakan yang dimaksud adalah PPKM Jawa-Bali yang terus diperpanjang hingga 8 Maret 2021.
“Kita membuka bekerja dari destination, tapikan pergi ke daerah itu tidak mudah, proses cukup rumit. Misalnya mereka pergi 3 hari 2 malam, Proses kan testing 1x24 jam, 2x24 jam enggak mudah juga itu juga harus dipikirkan,” katanya kepada kumparan, Senin (1/3).
Proses rumitnya persyaratan untuk kebutuhan bepergian ini ditambah dengan biaya yang tinggi membuat wisatawan enggan mengurungkan niatnya. Artinya, untuk daerah-daerah wisata di luar pulau tidak akan berdampak signifikan terhadap keterisian hotel maupun restoran.
“Keliatan kecil sekali yang melakukan itu,” imbuhnya.
Menparekraf Sandiaga Uno berkantor di Bali untuk mendorong pemuluhan pariwisata Pulau Dewata. Foto: Kemenparekraf
Namun, ia menyebut untuk daerah wisata yang dapat terjamah dengan kendaraan pribadi akan memiliki dampak yang signifikan. Ia mencontohkan beberapa daerah yang memiliki keterisian lebih stabil seperti, Bogor, Lampung, dan Kalimantan.
ADVERTISEMENT
“Karena dengan mobil pribadi. Mereka lebih leluasa tidak seperti naik pesawat udara,” jelasnya.
Sandiaga Uno sebelumnya menyebutkan, pariwisata Indonesia harus memiliki inovasi agar bisa bangkit di masa pandemi. Salah satunya, dia ingin menciptakan kawasan yang nyaman bagi milenial, sehingga bisa bekerja dari tempat wisata.
Menurut Sandiaga Uno, sebelumnya pariwisata Indonesia lebih fokus pada kuantitas. Tapi, sekarang pemerintah akan mengejar kualitas. Jadi turis yang berlibur bisa lebih banyak menghabiskan waktu di tempat wisata, termasuk uang yang mereka keluarkan.
"Inovasi baru seperti program sustainable tourism, sport tourism, digital nomad yang sebagian kerja di Jakarta atau Surabaya mungkin bisa work from destination dari Bali," kata dia dalam webinar Economic Outlook KAHMIPreneur 2021, Minggu (3/1).
ADVERTISEMENT
Digital nomad adalah orang-orang yang menyelesaikan pekerjaannya tidak di dalam kantor, melainkan nomaden atau pindah dari satu tempat ke tempat lain seperti kafe, perpustakaan, atau tempat liburan yang menenangkan. Kunci dari komunitas ini adalah harus ada jaringan internet yang berkecepatan tinggi.