RI, ADB, dan Filipina Kerja sama Siapkan Mekanisme Transisi ke Energi Bersih

3 November 2021 18:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asian Development Bank. Foto: AFP/ROMEO GACAD
zoom-in-whitePerbesar
Asian Development Bank. Foto: AFP/ROMEO GACAD
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dan Filipina, untuk memulai Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism atau ETM) di Indonesia dan Filipina.
ADVERTISEMENT
Kemitraan ini diluncurkan langsung Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Keuangan Filipina Carlos G. Dominguez, melalui Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26).
Kerja sama ini untuk membantu percepatan transisi ke energi bersih di Asia Tenggara. Kemitraan ETM Asia Tenggara menjadi yang pertama di Asia-Pasifik dan didukung para pejabat senior tingkat kabinet dari Denmark, Britania Raya, dan Amerika Serikat, serta berbagai lembaga keuangan dan filantropi terkemuka dunia.
ETM merupakan pembiayaan gabungan (blended-finance), untuk mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan menggantikannya dengan pembangkitan listrik bersih.
Mekanisme ini terdiri atas dua pembiayaan, yakni yang dikhususkan untuk penutupan lebih dini atau pengalihan fungsi pembangkit listrik tenaga batu bara. Sedangkan pembiayaan kedua berfokus pada investasi pada pembangkitan, penyimpanan, dan peningkatan jaringan listrik untuk energi bersih yang baru.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Urusan Internasional di Kementerian Keuangan Jepang, Masato Kanda, juga mengumumkan akan memberi komitmen hibah senilai USD 25 juta kepada ETM, yang merupakan pembiayaan awal (seed financing) pertama bagi mekanisme transisi energi bersih.
"ETM dapat mentransformasi perjuangan melawan perubahan iklim di Asia dan Pasifik. Indonesia dan Filipina berpotensi menjadi pelopor dalam proses penghapusan batu bara dari bauran energi di kawasan ini yang akan berkontribusi besar bagi pengurangan emisi gas rumah kaca global dan membawa perekonomian kedua negara ini ke jalur pertumbuhan yang rendah karbon," ujar Masatsugu Asakawa, melalui keterangan resminya, Rabu (3/11).
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ETM nantinya bisa memperbaharui infrastruktur energi di Indonesia. ETM juga bisa mendukung pengurangan emisi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"ETM adalah rencana ambisius yang akan memperbarui infrastruktur energi Indonesia dan mempercepat transisi energi bersih menuju emisi nol bersih dengan cara yang adil dan berbiaya terjangkau," kata Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Dominguez menyebut, transisi menuju energi bersih di Filipina juga berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan. Juga mendorong pertumbuhan nasional, dan menurunkan emisi global.
"ETM berpeluang mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara rata-rata sekitar 10 sampai 15 tahun," ujarnya.
Fasilitas Kelistrikan PLTU PLN. Foto: Dok. PLN
Dalam kemitraan dengan Indonesia dan Filipina, ADB akan bekerja sama dengan pemerintah untuk merintis ETM, yakni dengan mengadakan studi kelayakan secara menyeluruh yang berfokus pada model bisnis optimal di tiap negara.
Kemudian menggabungkan sumber dana konsesi dari pemerintah donor dan filantropi yang berkoordinasi dengan berbagai dana global untuk perubahan iklim, serta memanfaatkan modal komersial untuk memicu peralihan menuju dekarbonisasi.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan energi di Asia diperkirakan akan naik dua kali lipat sampai 2030, dan Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan yang terus membangun kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara. Sekitar 67 persen dari listrik di Indonesia dan 57 persen listrik di Filipina berasal dari pembangkit batu bara.
Di Indonesia, Filipina, dan kemungkinan Vietnam, ETM ditujukan untuk menutup 50 persen dari keseluruhan pembangkit listrik tenaga batu bara, atau sekitar 30 gigawatt, selama 10 hingga 15 tahun ke depan.
Dengan upaya ini, dapat memangkas 200 juta ton emisi CO₂ per tahun. Hal ini setara dengan menghilangkan 61 juta mobil dari jalan. Seiring pertumbuhannya, ETM berpotensi menjadi program pengurangan karbon terbesar di dunia.