news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

RI Ajak 2 Perusahaan China Jajaki Investasi di Tambang dan Energi Terbarukan

25 November 2022 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi daya baterai pada mobil listrik saat rangkaian apel siaga pengamanan pasokan ketenagalistrikan KTT G20 dan Yantek Optimization di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (1/11/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi daya baterai pada mobil listrik saat rangkaian apel siaga pengamanan pasokan ketenagalistrikan KTT G20 dan Yantek Optimization di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (1/11/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan ada dua perusahaan asal China sedang menjajaki peluang investasi di Indonesia untuk sektor pertambangan dan energi baru terbarukan (EBT).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana. Dia mengatakan kedua perusahaan tersebut mendatangi kantor Kementerian ESDM hari ini, Jumat (25/11).
Menurut Agus, perusahaan pertama adalah China Qinfa Group Ltd yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. Perusahaan ini akan berinvestasi di pengolahan batu bara underground atau tambang bawah tanah.
"Karena di China mereka memang ahli di underground, mungkin juga bahan-bahan yang mereka punya di Kalimantan itu di bawah tanah," ujarnya kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (25/11).
Ilustrasi kapal tongkang membawa batu bara di sungai Mahakam. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selanjutnya, perusahaan kedua adalah Duofu International Holding Group Co., Ltd. Kata agus, Duofu yang masuk perusahaan top 500 di China ini merupakan perusahaan yang bergerak di sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Agus menuturkan, perusahaan Duofu akan berinvestasi di beberapa bidang yaitu solar PV, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Ini yang kebijakan EBT, solar PV, wind (angin), dan EV dia termasuk perusahaan yang sudah masuk 500 di China, salah satu perusahaan terbesar di China," ungkapnya.
Meski demikian, dia mengatakan belum ada kesepakatan atau komitmen detail terkait investasi tersebut, termasuk nilai investasi yang akan digelontorkan kedua perusahaan tersebut.
"Belum ada, mereka datang, tapi kan yang datang chairman-nya jadi sudah serius," ujar Agus.