RI Akan Punya Pabrik Baterai Listrik Terbesar di ASEAN, Cadangan Nikel Cukup?

15 September 2023 16:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Groundbreaking Ceremony fasilitas perakitan baterai mobil listrik oleh PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (31/5/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Groundbreaking Ceremony fasilitas perakitan baterai mobil listrik oleh PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (31/5/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi baru saja meninjau pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (14/9). Pabrik sel baterai pertama dan terbesar di Asia Tenggara itu mulai berproduksi pada awal tahun depan.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan untuk mendukung produksi pabrik sel baterai tersebut, Indonesia memiliki cadangan nikel sekitar 5,3 miliar ton dan bisa bertahan hingga 15 tahun.
"Kita kalau potensi nikelnya, sih, sekarang ada cadangan ada potensi. Cadangan kita 5,3 miliar ton. Potensi kita ada 17 miliar ton," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (15/9).
Arifin menuturkan, potensi nikel tersebut mencakup jenis nikel limonit berkadar rendah yang menjadi bahan baku baterai, dan saprolit nikel kelas dua yang merupakan bahan baku baja tahan karat.
"Jadi kalau 5 miliar ton ini kalau dengan kapasitas yang sama 15 tahun, tapi kalau bisa kembangkan potensi ini bisa panjang," ucapnya.
Meski begitu, dia membuka peluang umur cadangan nikel Indonesia bisa lebih panjang jika ada pengembangan industri daur ulang (recycle). Selain itu, digencarkan pula eksplorasi bekerja sama dengan swasta yang sudah melakukan joint study.
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart, di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/8/2023). Foto: Alfadillah/kumparan
"Nah ke depan kan industri baja ini bisa ada industri recycle, bisa top up jadi makin panjang lah. Cuma kita jangan boros," lanjut Arifin.
Arifin berharap Indonesia bisa terus mengembangkan pabrik kendaraan listrik, menyusul langkah China dan Eropa yang sudah berkembang cukup agresif, sehingga harga kendaraan listrik di sana terbilang murah.
"Susah dikalahin karena harganya yang ekonomis karena dia bisa ngolah bahan baku, dia kuasai bahan baku utamanya. Itulah pemikiran itu kita harus berpikir ke situ, dia enggak punya sumber (nikel) saja bisa kaya gitu," pungkas dia.
Sebelumnya, Jokowi melihat sejumlah area pabrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power pertama dan terbesar di Asia Tenggara, antara lain lini elektroda, lini perakitan, hingga lini pembentukan.
ADVERTISEMENT
"Ya, tadi yang PT HLI Green Power itu nanti mulai awal tahun akan sudah memproduksi 30 juta baterai sel yang itu akan bisa digunakan untuk memproduksi kurang lebih 180 ribu mobil, itu terbesar di Asia Tenggara," kata Jokowi dalam keterangannya di Gudang Bulog Purwasari, Karawang Timur.
Presiden Joko Widodo meninjau pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Kabupaten Karawang, Kamis (14/9/2023). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi menjelaskan, pabrik tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik (EV) yang digaungkan pemerintah. Dengan terbangunnya ekosistem besar tersebut, diharapkan Indonesia bisa masuk ke rantai pasok global kendaraan listrik.
"Rantai pasok global bisa kita masuki di situlah nantinya ketergantungan negara lain terhadap baterai sel kita, ketergantungan negara lain terhadap EV baterai kita di situ," tuturnya.