RI Bakal Impor 140 Juta Barel Bensin Tahun Ini, Melonjak 53 Persen

19 Januari 2021 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BBM. Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BBM. Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian ESDM menyatakan, Indonesia bakal mengimpor 140 juta barel gasoline alias bensin tahun ini. Jumlah ini naik 53 persen dibandingkan realisasi impor tahun lalu yang hanya 91 juta barel.
ADVERTISEMENT
Impor gasoline 140 juta barel tahun ini untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri yang diproyeksi sebanyak 233 juta barel. Sedangkan produksi di dalam negeri diperkirakan hanya 94 juta barel.
"Impor gasoline 140 juta barel di tahun 2021," demikian isi bahan paparan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (19/1).
Masih dalam bahan paparan itu, berdasarkan sumber dari Pertamina, impor bensin tahun lalu hanya 91 juta barel untuk memenuhi konsumsi dalam negeri sebanyak 176 juta barel bensin. Sedangkan produksi dalam negeri hanya 86 juta barel.
Petugas mengisi bahan bakar pertamax di SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
Konsumsi BBM tahun lalu turun seiring dengan terbatasnya aktivitas manusia di masa pandemi. Tercatat, penjualan bensin tahun lalu hanya 176 juta barel.
ADVERTISEMENT
Rencana impor bensin tahun ini juga lebih tinggi jika dibandingkan realisasi impor bensin pada 2019 lalu yang hanya 119 juta barel, dengan produksi bensin di dalam negeri 93 juta barel.
Jika dibandingkan dengan 2018, proyeksi impor bensin tahun ini juga masih lebih tinggi. Pada 2018, tercatat impor bensin hanya 113 juta barel dan produksi dalam negeri 93 juta barel. Sedangkan penjualan di 2018 sekitar 213 juta barel.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, untuk menekan impor bensin yang tinggi, pemerintah bersama BUMN membangun proyek hilirisasi batu bara untuk memproduksi methanol dan Dimethyl Ether (DME).
"Pengurangan defisit gasoline dapat dilakukan dengan pencampuran methanol dan/atau alkohol (methanol-ethanol blending)," kata Arifin dalam rapat.
ADVERTISEMENT
Sedangkan DME bisa menjadi bahan baku untuk menekan 75 persen impor LPG yang membebani APBN tiap tahun.