RI Bakal Impor Lagi Beras 2 Juta Ton di 2024, dari Thailand hingga China

30 Desember 2023 16:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras impor asal Vietnam sebanyak 24 ribu ton tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/11/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor asal Vietnam sebanyak 24 ribu ton tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/11/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan Perum Bulog bakal kembali impor beras sebanyak 2 juta ton di tahun 2024. Tahun Ini, Bulog sudah mendapatkan penugasan impor beras sebanyak 3,5 juta ton.
ADVERTISEMENT
Adapun total stok beras yang dikuasai Bulog di penghujung tahun 2023 ini sebesar 1,6 juta ton. Angka tersebut sudah termasuk sisa 500 ribu ton impor beras yang diprediksi akan sampai di awal tahun depan.
"Untuk tahun 2024 sudah ditugaskan untuk impor 2 juta ton, dan ini sudah mulai Pak Dirut mencari sumber-sumbernya dan di dunia juga ternyata sekarang jauh lebih mudah," ungkapnya saat di pergudangan modern Bulog Kelapa Gading, Sabtu (30/12).
Tiko, sapaan akrab Kartika, menyebutkan dengan importasi beras ini, Bulog tidak hanya bisa mengamankan pasokan selama tahun baru, namun setidaknya bisa sampai semester I 2024.
"Jadi kita yakin bahwa stok beras baik yang awal tahun maupun semester I 2024, kita siap untuk menghadapi lebaran dengan stok yang memadai," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, menambahkan perusahaan membuka kemungkinan impor beras dari banyak negara, termasuk dari China melalui diplomasi yang dilakukan Presiden Jokowi.
"Kita sudah mendapatkan jaminan pasokan yang cukup baik mulai dari Thailand, India, Vietnam, Pakistan, Myanmar, demikian juga bahkan yang dari China," ungkapnya.
Bayu mengatakan, importasi tersebut akan diatur jadwalnya sedemikian rupa supaya tidak menumpuk di awal tahun dan bisa memenuhi kebutuhan beras nasional sampai pertengahan tahun ini.
Pasalnya, kata dia, Kementerian Pertanian (Kementan) maupun Badan Pusat Statistik (BPS) sudah memproyeksi kemunduran jadwal panen raya tahun depan selama 1,5 bulan lamanya.
"Sehingga kita harus menyiapkannya bukan hanya sekadar pada saat Januari Februari tapi pada saat menunggu panen itu terkumpul lagi nanti di masyarakat. Jadi semua sudah bisa kita rencanakan," tutur Bayu.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo didampingi Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi mengunjungi kompleks pergudangan modern Perum BULOG di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Adapun saat ini banyak negara membatasi ekspor beras untuk menjaga ketersediaan pangan di negaranya masing-masing, salah satunya India. Namun, komitmen impor beras bisa didapatkan melalui pendekatan antar pemerintah (government to government/GtoG).
ADVERTISEMENT
"Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan secara khusus, kami bisa mendapatkan jaminan dari mereka pendekatan GtoG melalui Bulog itu dimungkinkan," terangnya.
Sementara impor beras dari Thailand, lanjut Bayu, melalui dua pendekatan yaitu GtoG dan business to business (B2B) yang diwakilkan oleh Bulog sebagai BUMN.
"Adanya Bulog sebagai BUMN membuat fleksibel pada saat diperintahkan lewat GtoG bisa, lewat BtoB juga bisa, jadi itu kelebihan kita dibandingkan yang lain," imbuhnya.
Meski begitu, Bayu masih enggan membeberkan berapa besar volume beras yang diimpor dari masing-masing negara. Dia hanya menyebutkan, hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri.
"Semua kita buka, jadi yang harus juga pertimbangkan adalah selera orang Indonesia sebagian besar senangnya yang pulen berasnya, dan itu memang lebih cocok dari Thailand dan Vietnam dan mungkin sebagian dari China," ujarnya.
ADVERTISEMENT