RI Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik, Prioritas Lapangan Kerja untuk WNI

15 September 2021 11:51 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di kantor BKPM, Jakarta. Foto: Dok. BKPM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di kantor BKPM, Jakarta. Foto: Dok. BKPM
ADVERTISEMENT
Pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia tentu akan membuka lapangan kerja baru. Namun pembangunan ini juga disokong investasi Korea Selatan. Lalu siapa yang akan bekerja di dalamnya?
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan lapangan pekerjaan akan diprioritaskan untuk tenaga kerja dalam negeri.
"Di dalam MoU kita tekankan kepada mereka lapangan pekerjaan harus seluas-luasnya untuk lapangan pekerjaan dalam negeri, tidak untuk luar negeri," ujar Bahlil dalam acara groundbreaking, Rabu (15/9).
Sementara untuk tenaga asing tetap diizinkan, hanya saja untuk posisi tertentu. Jadi tidak mayoritas diisi oleh tenaga kerja asing.
"Luar negeri boleh selama dia memenuhi spesifikasi khusus dan jabatan-jabatan tertentu," kata dia.
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, meresmikan pabrik pertama yang memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik di Indonesia. Foto: Harita Group
Terkait prioritas tenaga kerja ini, kata dia, juga telah disepakati oleh pihak Korea. Sehingga pembangunan pabrik nantinya akan menyerap tenaga kerja dalam negeri.
"Waktu kami bicara dengan Menko-nya di Korea, sepakat bahwa lapangan pekerjaan akan diprioritaskan ke dalam negeri, dan juga kolaborasi antara BUMN, LG grup, kemudian UMKM dan pengusaha nasional yang ada di daerah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Adapun nilai investasi pabrik baterai kendaraan listrik ini mencapai USD 1,1 miliar atau setara dengan Rp 15,95 triliun (kurs dolar Rp 14.500).