RI-China Diproyeksi Tetap Mesra Meski Ganti Pemerintah, Bagaimana dengan AS?

22 April 2024 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua buah kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Dua buah kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti meminta Presiden Indonesia setelah Jokowi nanti dapat menjaga hubungan Indonesia dengan dua negara besar yang tengah memanas, Amerika Serikat (AS) dengan China.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa tidak hanya Presiden, semua eselon 1 di kementerian juga sudah aware untuk tidak terlalu condong ke US atau China," kata Esther kepada kumparan, Senin (22/4).
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan hubungan Indonesia-China akan makin kuat pada periode pemerintah selanjutnya. Adapun kerja sama RI-China ini salah satunya melalui proyek Belt and Road Initiative atau BRI.
Contoh sinergi kerja sama tersebut adalah Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang telah berhasil beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023. Terbaru, Luhut bilang Indonesia akan bentuk tim dengan China untuk proyek KA Cepat Jakarta-Surabaya.
Esther menilai, hubungan kerja sama dua negara seperti itu akan dipengaruhi berdasarkan masing-masing kepentingan dan keuntungan yang didapat.
"Kalau hubungan suatu negara dengan negara lain kan berdasarkan kepentingan dan benefit apa yang akan diperoleh kalau bekerja sama. Jadi tidak tergantung dengan siapa presidennya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara dengan AS, Indonesia telah menjajaki kerja sama dengan Apple. Pemerintah sedang mendorong perusahaan teknologi asal AS itu membangun pabriknya di Indonesia. Esther melihat peluangnya cukup besar melihat pangsa pasar Apple cukup besar di Tanah Air.
Indonesia melalui BUMN-nya, PT Vale Indonesia Tbk juga menjalin kesepakatan dengan perusahaan AS lainnya, produsen mobil global Ford Motor Co. (Ford), serta dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) dari China. Ketiga perusahaan tersebut melakukan penyertaan modal di Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa melalui kesepakatan definitif yang sudah dilakukan sejak 2023 lalu.
Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Operasi komersial ditargetkan akan dimulai pada 2026, dan menghasilkan hingga 120 kiloton MHP per tahun.
ADVERTISEMENT
"Yang penting getting started business harus dipermudah. Saya melihat antara Indonesia dan China maupun Indonesia dan US tetap bekerja sama. Dua-duanya mendekati Indonesia. Bisa dilihat dari berbagai investasi yang masuk," pungkasnya.
Sebelumnya, Luhut mengatakan kerja sama antara Indonesia dengan China akan semakin kuat pada periode pemerintahan selanjutnya.
“Saya yakin pada periode pemerintahan selanjutnya, Indonesia akan menjamin keberlanjutan kebijakan Presiden Joko Widodo dan meneruskan persahabatan yang kuat dan kerja sama yang konstruktif antara Indonesia dan Tiongkok,” kata Luhut dikutip Antara, Minggu (21/4).
Luhut menambahkan, dirinya yakin hubungan Indonesia-China akan semakin kuat dan stabil dengan mengedepankan prinsip saling percaya, menghormati, dan saling menguntungkan.
“Saya yakin di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Tiongkok akan mencapai modernisasi yang berkualitas tinggi,” kata Luhut.
ADVERTISEMENT