RI Dipastikan Impor 200 Ribu Ton Beras Tahun Ini!

7 Desember 2022 19:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal di Pelabuhan Indah Kiat, di Merak, Cilegon, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal di Pelabuhan Indah Kiat, di Merak, Cilegon, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
Indonesia dipastikan akan mengimpor 200 ribu ton beras tahun ini. Beras asing itu akan digunakan untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh BUMN Perum Bulog.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan, importasi beras merupakan putusan dari Rakortas pemerintah sebelumnya, di mana diputuskan Indonesia akan memasok 500 ribu ton beras dari luar negeri.
"Pertama, kita harus upayakan dalam negeri, karena cadangan kita akhir tanpa suplai masuk penyerapan hanya tinggal 300 ribu. Ini sangat rawan, karena kita ditugaskan 1 juta, minimal. Kekurangannya kan 700 ribu. Kalau itu seumpama 500 ribu dapat dari dalam, masih ada sisa 200 ribu. Jadi 200 kita datangkan (impor)," kata Buwas ditemui pasca Raker dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).
Mendatangkan 200 ribu ton beras itu bukan perkara mudah. Buwas mengungkap, negara-negara produsen beras seperti India, Thailand, Pakistan, hingga Vietnam sedang membatasi ekspor besar untuk mengamankan pasokan mereka.
ADVERTISEMENT
"Kita sedang berupaya. Tapi saya tak bisa pastikan ini negara Thailand, atau negara Vietnam, atau India. Begitu ada barang bisa beli itu aja yang dibeli," tegas Buwas.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso. Foto: Akbar Maulana/kumparan

Opsi Impor 300 Ribu Ton Tahun Depan

Dalam Rakortas sebelumnya telah diputuskan Indonesia perlu impor 500 ribu ton beras. Bila 200 ribu ton tahun ini sudah dipastikan, Buwas mengatakan, untuk 300 ton sisanya akan melihat dahulu perkembangan panen di dalam negeri.
Buwas menegaskan, pemerintah menghindari importasi beras di saat musim panen karena dapat merugikan petani. Namun, pemerintah juga perlu memiliki cadangan beras yang cukup untuk intervensi pasar ketika ada gejolak harga.
Sementara, Buwas mengatakan BPS mencatat, panen di Indonesia akan terjadi pada bulan Maret 2023. Untuk memenuhi kebutuhan Januari hingga Februari, maka diperlukan importasi.
ADVERTISEMENT
"BPS bilang tadi, sampai Maret baru ada panen. Kalau kita harus impor kekurangannya ya Januari Februari. (300 ribu ton) tambahannya sesuai dengan putusan Rakortas," pungkas Buwas.

Beras Jenis Premium

Buwas menjelaskan, beras yang tersedia di luar negeri jenisnya adalah beras premium. Sementara, dalam ketentuan CBP, menggunakan beras medium. Untuk itu, Bulog akan meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani agar bisa diberikan subsidi pembayaran selisih harga agar beras impor ini bisa masuk kategori harga beras medium.
"Karena di luar itu tak ada medium, yang ada premium. Yang premium ini bisa disikapi dengan pembelian komersil. Nanti setelah di sini, kita minta izin Menteri Keuangan melalui audit BPK, boleh enggak itu dialihkan jadi CBP. Nanti itu selisihnya dibayar pemerintah," jelas Buwas.
ADVERTISEMENT
Adapun beras impor itu harganya lebih murah dibanding harga beras medium di dalam negeri. Saat ini, harga beras medium di dalam negeri berkisar Rp 9.200-Rp 9.700.
"Yang jelas jauh lebih murah. Kita belinya di bawah Rp 9.000," pungkasnya.