RI Harus Mengambil Manfaat dari Meredanya Perang Dagang AS - China

29 Juni 2019 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Trump di KTT G20 Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Trump di KTT G20 Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
ADVERTISEMENT
Pemerintah dinilai perlu mengambil momen positif dari membaiknya hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Hal ini demi menumbuhkan kembali kepercayaan investor ke Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Adapun hari ini di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping membuahkan kesepakatan yang meredakan perang dagang. AS memutuskan tidak akan mengenakan tarif baru untuk barang-barang asal China.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Muhammad Zulfikar memperkirakan, kesepakatan antara Trump dan Xi tersebut bersifat permanen, bukan sementara seperti yang selama ini diutarakan Trump. Untuk itu, Indonesia harus segera mengambil manfaat dari momen positif ini.
"Saya kira ini serius lah, enggak mungkin kalau cuma sementara lagi. Karena mereka juga pasti sudah mulai sadar dampak dari perang dagang. Pemerintah harus cepat-cepat berberes diri, ambil momen positifnya," ujar Zulfikar kepada kumparan, Sabtu (29/6).
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan, pemerintah bisa mulai dengan meningkatkan kualitas perizinan terintegrasi seperti Online Single Submission (OSS). Antara lain kecepatan izin yang ada di OSS, integrasi di daerah, hingga meningkatkan pelayanan di OSS.
"Untuk datangkan investasi yang selama ini tertunda akibat perang dagang, mungkin investor banyak yang wait and see. Sekarang pemerintah bisa perbaiki kualitas OSS, di daerah, supaya investor makin banyak datang," jelasnya.
Selanjutnya, Indonesia juga perlu menjalin hubungan baik dengan negara lainnya, selain AS dan China. Ini juga berguna untuk memperluas negara tujuan ekspor. Meredanya perang dagang dalam jangka panjang akan membuat pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dan pasar ekspor lebih terbuka, Indonesia pun harus mengambil peluang.
"Perlu inisiatif negara lain di luar China dan AS. Supaya jangkauannya semakin luas juga. Supaya ekspor mulai baik," kata Zulfikar.
ADVERTISEMENT
Terakhir yang tak kalah penting yaitu pemerintah diminta untuk terus memperbaiki industri manufaktur. Menurut Zulfikar, selama beberapa waktu terakhir ini perhatian pemerintah ke industri manufaktur seperti susut. Padahal, industri manufaktur menghasilkan produk-produk bernilai tambah yang dapat mendongkrak ekspor.
"Manufaktur juga tak kalah penting. Kalau produksi manufaktur naik, semua kan bisa berdampak, multiplier effect-nya lebih banyak. Jadi saya rasa pemerintah perlu lakukan ini semua dengan segera," tambahnya.
Dikutip Reuters, Sabtu (29/6), usai pertemuan Trump dan Xi, AS dan China sepakat untuk memulai kembali perundingan perdagangan dan akan membahas masalah-masalah spesifik.
Pertemuan Trump dan Xi ini digelar di tengah memanasnya hubungan kedua negara, di mana perselisihan perdagangan termasuk perselisihan terkait Huawei Technologies Co telah menimbulkan kekhawatiran tentang ancaman terhadap pertumbuhan global.
ADVERTISEMENT