RI Raup Investasi Energi Terbarukan USD 1,36 M di 2020, 67 Persen dari Target

14 Januari 2021 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi panas bumi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi panas bumi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Realisasi investasi di sektor energi baru terbarukan dan konversi energi (EBTKE) sepanjang tahun lalu sebesar USD 1,36 miliar. Capaian ini setara 67,3 persen dari target awal USD 2,02 miliar.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan, tidak tercapainya target investasi tahun lalu karena banyak yang tertunda akibat wabah corona. Meski begitu, capaian ini masih lebih baik karena lebih dari 50 persen di masa sulit.
"Realisasi investasi di tahun ini memang hanya USD 1,36 miliar. Tapi saya kira ini cukup baik ya di tengah kondisi pandemi. Memang di awal, kami menargetkan investasi bisa mencapai USD 2,02 miliar," ujar Dadan dalam paparan kinerja sektor EBTKE 2020, Kamis (14/1).
Dari USD 1,36 miliar investasi energi terbarukan yang masuk tahun lalu, paling besar berasal dari proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Salah satunya PLTA Poso dengan kapasitas listrik 66 megawatt (MW). Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan pembangkit dari aneka bio energi.
Dirjen EBTKE, Dadan Kusdiana Foto: Edy Sofyan/kumparan
Selain itu, ada Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Merauke sebesar 3,5 MW, Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTM) Sion 12,1 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebesar 13,4 MW.
ADVERTISEMENT
"Dari tambahan kapasitas tersebut maka di 2020 kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 10,4 ribu MW," terangnya.
Tahun ini, Ditjen EBTKE memasang target investasi sebesar USD 2,05 miliar atau naik tipis dari tahun lalu. Dia optimistis, investasi tahun ini akan lebih baik.
Peningkatan investasi di tahun ini diharapkan juga sejalan dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebanyak 906 MW. Pada tahun ini, diharapkan investasi di sektor panas bumi bisa terealisasi sebesar USD 730 juta dan di sektor pembangkit EBT lain sebesar USD 1,2 miliar.
Sejumlah pembangkit yang rencananya diselesaikan tahun ini juga berasal dari proyek tahun lalu yang terpaksa mundur karena terdampak wabah corona.
"Harapannya tahun ini dengan pemulihan ekonomi baik di global maupun dalam negeri bisa mengembalikan geliat investasi," kata Dadan.
ADVERTISEMENT