Tender Impor Minyak dari Rusia Masih Berjalan, Pertamina Jamin Sesuai Aturan

21 Mei 2025 12:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Anak perusahaan Pertamina sektor bisnis pengolahan minyak dan petrokimia, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).  Foto: Dok. Kilang Pertamina Internasional
zoom-in-whitePerbesar
Anak perusahaan Pertamina sektor bisnis pengolahan minyak dan petrokimia, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Foto: Dok. Kilang Pertamina Internasional
ADVERTISEMENT
Indonesia sudah mengimpor produk minyak mentah (crude oil) dari Rusia, terhitung sejak Mei 2024. Hal tersebut dibenarkan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama KPI, Taufik Adityawarman, mengatakan seluruh kebutuhan impor minyak mentah dilelang oleh perusahan-perusahaan yang terdaftar di kilang, termasuk impor dari Rusia.
"Termasuk kalau crude Rusia, ada beberapa crude Rusia yang masuk," ungkap Taufik saat ditemui di sela-sela IPA Convention and Exhibition (Convex) ke-49 tahun 2025, Selasa (20/5).
Taufik memastikan, impor minyak mentah dari Rusia sudah menyesuaikan peraturan Office of Foreign Assets Control (OFAC) Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS). Lembaga tersebut mengelola dan menegakkan sanksi ekonomi dan perdagangan berdasarkan kebijakan luar negeri AS.
"Kita juga akan ada sesuai dengan peraturan OFAC-nya, yang dari US sanction. Nah, tetap harus ngikutin itu," jelasnya.
Meski demikian, dia tidak menjelaskan spesifikasi minyak mentah yang diimpor dari Rusia. Sebab, KPI dengan transparan mengumumkan seluruh kebutuhan minyak mentah di laman resminya.
ADVERTISEMENT
"Langsung ke refinery. Ada punya crude dari Rusia yang sesuai dengan kita, terus terdaftar di kilang, silakan ikut tender. Tapi tetap tendernya berdasarkan kriteria tender yang disepakati," tuturnya.
Taufik juga mengungkapkan, impor minyak mentah dari Rusia sudah berlangsung sejak setahun yang lalu. Prosesnya melalui lelang dan langsung dikirim ke kilang-kilang.
"Bulan Mei tahun lalu kita sudah mulai buka (impor minyak mentah dari Rusia)," imbuhnya.
Sebelumnya, dikutip dari Reuters, Indonesia meningkatkan impor produk minyak Rusia yang terpusat di Pelabuhan Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Ekspor minyak Rusia telah beralih ke Asia dari Eropa setelah perang Rusia dan Ukraina pada tahun 2022, memunculkan sanksi dari AS yang bertujuan untuk membatasi pendapatan Rusia.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Adityawarman saat ditemui saat IPA Convex 2025, Selasa (20/5/2025). Foto: Fariza/kumparan
Sejak Oktober, terminal yang terletak di zona perdagangan bebas di sebuah pulau sekitar 37 km di barat daya Singapura tersebut telah menerima produk minyak Rusia setiap bulan, menurut data pelacakan kapal dari Kpler, dengan ekspor ke tujuan di Malaysia, Singapura, dan China.
ADVERTISEMENT
Data Kpler menunjukkan kedatangan produk minyak Rusia di Karimun sporadis. Lebih dari 500.000 metrik ton (3,2 juta barel) bahan bakar minyak yang dimuat dari terminal minyak Ust Luga Rusia telah tiba di Karimun sejauh tahun ini, hampir lima kali lipat volume pada periode yang sama tahun 2024.
Kemudian sekitar 217.000 ton (1,6 juta barel) solar Rusia telah tiba di Karimun tahun ini, kemudian impor nafta dari Rusia mencapai lebih dari 50.000 ton (450.000 barel), sedikit meningkat dari tahun sebelumnya.
Sementara Karimun mengekspor 590.000 ton produk minyak pada Maret, menurut data Kpler, membantu Asia tetap mendapatkan pasokan produk olahan, khususnya bahan bakar minyak bersulfur tinggi yang diperdagangkan dengan harga diskon dibandingkan harga Singapura.
ADVERTISEMENT
Adapun Kementerian ESDM mengatakan tidak memiliki informasi tentang kegiatan di Karimun karena merupakan zona perdagangan bebas dan karenanya berada di luar kewenangannya.
Data Kpler menunjukkan, pangsa impor minyak Rusia di terminal Karimun melonjak hingga lebih dari 60 persen sejak Oktober dan mencapai 100 persen pada April, naik dari antara nol hingga 26 persen per bulan pada kuartal I tahun 2024.
Setidaknya tiga kargo tiba di Karimun pada Maret dan April dengan kapal tanker yang dikenai sanksi oleh Uni Eropa atau Inggris. Beberapa kargo ini dicampur sebelum diekspor kembali.