Ridwan Kamil Pastikan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Tahun Depan

12 April 2021 13:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) didampingi Komisaris Utama Independen bank bjb Farid Rahman (kiri) menyampaikan keterangan pers usai RUPST bank bjb Tahun Buku 2020 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/4). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) didampingi Komisaris Utama Independen bank bjb Farid Rahman (kiri) menyampaikan keterangan pers usai RUPST bank bjb Tahun Buku 2020 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/4). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dipastikan bakal tetap terwujud. Kabar tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
Melalui Instagram pribadinya, gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini mengunggah sejumlah foto yang menunjukkan kondisi terkini progres pembangunan proyek.
Foto itu juga menunjukkan kedatangan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Emil menjelaskan, dua menteri tersebut ke Bandung dalam rangka inspeksi kerja di lokasi Padalarang dan Tegal Luar.
"Tahun 2022 Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan selesai. Progres sudah sekitar 70-an persen. Semoga selesai sesuai jadwal dan bisa terus lanjut tahap 2 ke Bandara Kertajati," tulis Emil dalam instagramnya, Senin (12/4).
Pembangunan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dilakukan PT KCIC. Foto: Dok. PT KCIC

Bengkak Biaya Proyek Kereta Cepat

Sebelumnya, pada tahun 2018 PT Kereta Api Cepat Indonesia China (PT KCIC) selaku empunya proyek, membeberkan bahwa nilai investasi kereta cepat ini naik jadi USD 6,071 miliar atau setara dengan Rp 81,9 triliun (kurs dolar saat itu Rp 13.500).
ADVERTISEMENT
Proyek ini awalnya diperkirakan hanya menelan investasi sekitar USD 5,988 miliar, setara Rp 80,7 triliun.
Belum lama ini, eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu kembali menyinggung bengkaknya dana buat pengerjaan proyek. Ia menyebutkan angka proyek mencapai USD 6,071 miliar atau sekitar Rp 88,6 triliun (kurs dolar Rp 14.666).
Pembengkakan disinyalir bakal membebani empat perusahaan pelat merah yang tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia selaku pemegang saham mayoritas PT KCIC.
Keempatnya yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan kepemilikan saham 38 persen, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan PT KAI (Persero) masing-masing 25 persen, serta PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengantongi 12 persen saham.
"Ada beban berat kereta api cepat yang membengkak sekitar Rp 40-50 triliun, menjadi USD 6,071 miliar atau Rp 80-an triliun," ujar Said Didu dalam diskusi virtual bertajuk Mencari Jalan Keluar Menggunungnya Utang BUMN Karya, Jumat (9/4).
ADVERTISEMENT