Riset INDEF: Shopee Jadi Platform Paling Banyak Dipilih untuk Jualan Online

29 Januari 2024 7:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi brand lokal dan UMKM. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi brand lokal dan UMKM. Foto: Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekarang, siapa pun bisa berjualan. Ya, pelaku UMKM saat ini bisa mulai berjualan dari mana saja meski belum memiliki toko offline.
Hal ini menjadi peluang bagi mereka yang ingin merintis karier sebagai entrepreneur, namun tidak memiliki modal awal yang besar. Ditambah bermunculannya berbagai platform digital yang turut menambah kemudahan transaksi jual-beli.
Salah satu yang kini jadi andalan UMKM adalah Shopee. Menurut riset dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bertajuk “Peran Platform Digital Terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia”, sebanyak 34,25 persen pelaku UMKM memilih aplikasi digital seperti e-commerce dan media sosial sebagai tempat utama untuk berjualan secara online.
Riset ini menemukan bahwa 50 persen UMKM, atau lebih dari setengah total responden, memilih Shopee sebagai platform utama untuk berjualan online dalam satu tahun terakhir. Selain aplikasi e-commerce, para pelaku UMKM juga aktif menggunakan media sosial seperti Facebook Marketplace dan Instagram Marketplace sebagai platform berjualan online.
Ya, aplikasi media sosial seperti Facebook Marketplace (33,46 persen), Instagram Shop (28,74 persen), menempati posisi kedua hingga ketiga secara berurutan, sebagai tempat berjualan online yang paling banyak digunakan oleh pelaku UMKM selama satu tahun terakhir. Aplikasi media sosial Facebook dan Instagram ini memungkinkan para penggunanya melakukan pemasaran bisnis melalui berbagai fitur seperti Feed, Story, maupun Marketplace/Shop.
Digitalisasi UMKM turut mendorong ekonomi digital di Indonesia untuk tumbuh positif dari tahun ke tahun. Google, Temasek, dan Bain memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia akan tumbuh menjadi USD 109 miliar pada 2025. Bahkan pada 2030, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan menyentuh angka USD 210 miliar hingga USD 360 miliar.
Pertumbuhan tersebut pun tak lepas dari tingginya nilai transaksi sektor e-commerce, yang telah menjadi kontributor utama dalam ekosistem ekonomi digital tanah air. Kehadiran platform e-commerce ini membuka banyak peluang bagi pelaku UMKM untuk semakin mengembangkan bisnisnya secara online.
Riset INDEF tersebut juga menganalisis tempat berjualan online yang paling sering digunakan. Berdasarkan hasil riset tersebut, Shopee konsisten menempati posisi pertama sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para pelaku UMKM dengan persentase sebesar 36,22 persen, diikuti oleh Facebook Marketplace (18,50 persen) dan Online Food Delivery (16,93 persen).
Diskusi Publik Riset INDEF: Peran Platform Digital Terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia. Foto: istimewa
Merujuk pada hasil riset INDEF, ada tiga alasan utama mengapa pelaku UMKM menerapkan digitalisasi dalam bisnisnya. Di antaranya, kepraktisan dalam berjualan secara online (79,13 persen), eksposur/trafik yang lebih luas (72,83 persen), dan potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat (69,69 persen).
Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF, Izzudin Farras, mengungkapkan bahwa terlepas dari pertumbuhan ini, keterampilan digital tetap menjadi tantangan bagi UMKM untuk bisa masuk dalam digitalisasi.
“Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan bisnis adalah dengan mengikuti program edukasi atau pelatihan UMKM yang diadakan oleh berbagai platform e-commerce,” jelasnya.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi pelaku UMKM adalah ketatnya persaingan antar pelaku usaha dalam platform digital (96,46 persen) dan kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan platform digital (83,46 persen).
Meski demikian, Izzudin juga mengatakan bahwa saat ini sudah semakin banyak pelaku UMKM yang sadar pentingnya penggunaan platform digital, serta dampak positif digitalisasi dalam bisnis mereka. Peningkatan inovasi dari segi produk, layanan, hingga strategi juga efektif menggaet pelanggan di tengah persaingan bisnis online yang semakin ketat.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio