news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Riset: Ovo dan GoPay Jadi Alat Pembayaran Online Paling Digemari

15 Januari 2020 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi pembayaran digital Ovo. Foto: Jofie Yordan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi pembayaran digital Ovo. Foto: Jofie Yordan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ipsos Indonesia baru saja meluncurkan riset seputar kebiasaan masyarakat Indonesia terhadap penggunaan alat pembayaran digital (digital payment).
ADVERTISEMENT
Terungkap fakta bahwa digital payment banyak digunakan karena aman dan menyenangkan.
Survei ini dilakukan terhadap 1.000 responden yang bermukim di pulau Jawa (66 persen), Sumatera (21 persen), Kalimantan (6 persen), Sulawesi (4 persen), Bali (4 persen) dan Nusa Tenggara (1 persen).
Driver Gojek melakukan pembayaran perpanjangan SIM menggunakan GoPay di Satpas SIM, Jakarta, Senin (26/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan mengatakan, dominasi hasil riset tersebut adalah sebanyak 26 persen responden mengatakan menggunakan digital payment karena merasa yakin dan aman, sedangkan 25 persen responden lainnya karena merasa hal itu menyenangkan.
“Membawa sifatnya fun. Beli es dawet tinggal scan. Motivasi kedua menggunakan e-wallet dan e-money ini mereka percaya dengan digital payment ada progres dalam hidup mereka,” ujar Soeprapto dalam konpers Ipsos Marketing Summit bertajuk Indonesia The Next Cashless Society di Pullman Central Park, Jakarta, Rabu (15/1).
Ipsos Marketing Summit bertajuk Indonesia The Next Cashless Society di Pullman Central Park, Jakarta, Rabu (15/1). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Lebih lanjut, ia menjelaskan, ada beberapa segmen karakter konsumen dalam menggunakan alat pembayaran nontunai, yakni konsumen yang tidak takut akan pembayaran nontunai (reassure), konsumen yang menikmati pembayaran nontunai dan memperkaya hidup (encourage), serta konsumen yang beranggapan bahwa pembayaran nontunai adalah hal baru yang mengikuti perkembangan zaman (inspire).
ADVERTISEMENT
Di segmen reassure, sebanyak 26 persen responden merasa yakin, aman dan nyaman dalam menggunakan pembayaran nontunai dan sebanyak 19 persen menggunakan pembayaran nontunai karena efisiensi dan dapat mengontrol pengeluaran mereka.
Sedangkan, segmen encourage sebanyak 25 persen responden menggunakan pembayaran nontunai karena mereka menikmatinya dan memberikan pengalaman yang menyenangkan serta sebanyak 9 persen responden menggunakan pembayaran nontunai untuk membangun hubungan dengan orang lain.
Segmen inspire, sebanyak 11 persen respondennya adalah para pengguna baru yang menggunakan nontunai untuk mendapatkan berbagai keuntungan serta 10 persen respondennya adalah konsumen yang menginginkan produk nontunai yang lebih mumpuni serta memudahkan.
Ilustrasi aplikasi pembayaran online. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Studi ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada responden online panel dari Ipsos pada bulan Desember 2019 di seluruh Indonesia. Alasan menggunakan online panel adalah karena memiliki akses ke internet sehingga bisa dikatakan online panel adalah masyarakat online atau netizen.
ADVERTISEMENT
Hasil studi ini juga menunjukkan konsumen tidak hanya menggunakan satu jenis dompet digital karena hanya sebanyak 21 persen, sementara 28 persen menggunakan dua jenis dan 47 persen menggunakan tiga jenis atau lebih, dan dompet digital yang paling banyak digunakan adalah OVO dan GoPay.
Penelitian lantas mengungkap pola kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kartu nontunai, terungkap e-money dan Flazz merupakan kartu yang paling sering digunakan dalam bertransaksi, dimana sebanyak 47 persen hanya memiliki satu kartu, 30 persen memiliki dua kartu, dan 23 persen memiliki tiga atau lebih kartu nontunai.
“Penggunaan nontunai ini dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi keuangan seperti berbelanja online, membayar tagihan listrik, membayar makanan di restoran, membayar penggunaan alat transportasi, menonton bioskop dan berbagai layanan perbankan digital,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Data dari Bank Indonesia selama tahun 2019, telah terjadi sebanyak 4,7 juta jumlah transaksi cashless dan 128 triliun volume transaksi cashless di Indonesia.
"Ke depannya jumlah pengguna layanan (digital payment) ini akan semakin melesat, dan hal ini harus disiapkan ekosistem yang semakin mumpuni baik dari sisi pemerintah, infrastuktur dan juga swasta," ujarnya.