Rupiah Anjlok, Airlangga Antisipasi Imbasnya ke Ekspor-Impor

20 Juni 2024 14:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Rabu (29/5/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Rabu (29/5/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menunjukkan pelemahan. Ia memastikan akan terus memantau dampak pelemahan rupiah ke ekspor-impor.
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah melemah 60,00 poin (0,37 persen) ke Rp 16.425 per dolar AS pada hari ini, Kamis (20/6) pada pukul 14.48 WIB. Padahal di perdagangan Kamis (13/6), kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp 16.270.
"Kita monitor saja karena kan memang terhadap berbagai currency USD kuat, dan ekonomi Amerika Serikat memang membaik," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (20/6).
Mantan Menteri Perindustrian itu memastikan, pelemahan rupiah tak akan mempengaruhi neraca perdagangan. Apalagi pada Mei 2024, neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus sebesar USD 2,93 miliar. Hasil tersebut berasal dari selisih ekspor USD 22,33 miliar dan impor USD 19,40 miliar.
"Bulan kemarin kan masih surplus 2,9 dan ekspor bulan kemaren angkanya juga naik," katanya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, nilai impor bulan Mei 2024 naik secara bulanan sebesar 14,40 persen, namun turun secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 8,83 persen. Jika dilihat dari tahun kalender berjalan, nilai impor Januari hingga Mei mengalami penurunan 0,42 persen.
Sementara itu, ekspor Indonesia secara kumulatif mengalami penurunan 3,52 persen. Secara tahunan ekspor Indonesia masih positif 2,86 persen.
Terkait hal tersebut, Airlangga memilih untuk irit bicara, dia hanya ingin menunggu perkembangan terbaru dari hasil ekspor impor Indonesia bulan Juni 2024.
"Ya nanti kita lihat bulan depan seperti apa ya," ujarnya.
Dia mengatakan, pemerintah dan Bank Indonesia akan terus berkoordinasi agar kurs rupiah tetap stabil. "Kita monitor saja karena itu BI (Bank Indonesia) yang juga akan terus memonitor," kata Airlangga.
ADVERTISEMENT