Rupiah Diprediksi Menguat Didorong Sejumlah Sentimen Positif

Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)

Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat terhadap rupiah. Meskipun menguat, namun posisi dolar AS masih di bawah Rp 13.900.

Mengutip data perdagangan Reuters, Selasa (5/6), dolar AS dibuka di Rp 13.885. Dolar AS kemudian sempat menguat ke Rp 13.892. Hingga pukul 9.20 WIB, dolar AS melemah dan bertengger di posisi Rp 13.878.

Binaartha Sekuritas dalam risetnya menyebutkan penguatan rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh beberapa hal. Secara internal, hasil perilisan data-data inflasi yang masih sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar mendorong penguatan rupiah. Apalagi sebelumnya keputusan BI untuk menaikkan 7-Day Repo Rate pada agenda rapat Dewan Gubernur BI sebanyak 2 kali pada Mei lalu memberikan efek positif bagi terjaganya tingkat stabilitas rupiah.

Ilustrasi menghitung uang Rupiah. (Foto: AFP/Adek Berry)

Sementara itu, secara eksternal adapun pelemahan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia lainnya, termasuk rupiah, lebih terkait dengan keprihatinan para pelaku pasar global terhadap penerapan kebijakan proteksionisme Trump yang berakibat pada perang dagang, bukan hanya kepada China saja, namun juga terhadap negara-negara lain seperti Kanada, Meksiko dan beberapa negara Uni Eropa lainnya.

Secara teknikal pada USDIDR daily chart, terlihat bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS masih bisa berlanjut, namun demikian perlu diperhatikan bahwa indikator stochastic dan RSI sudah menunjukkan oversold, sehingga potensi dolar AS untuk rebound terbuka lebar andaikan semua pihak saling menahan diri untuk meredam ketegangan yang disebabkan oleh sentimen perang dagang tersebut.

Range rupiah hari Selasa adalah: 13.835 hingga 13.960.