Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat ke Level Rp 14.750

20 Mei 2020 8:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080.  Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi menguat ke kisaran Rp 14.750 hingga Rp 14.820 pada hari ini.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, rupiah ditutup menguat 70 poin di level Rp 14.780 pada Selasa (19/5). Sementara pada data perdagangan Bloomberg, nilai tukar dolar hari ini terhadap rupiah Rp 14.770,00 atau turun 80,00 poin (0,54 persen).
"Dalam perdagangan hari ini kemungkinan rupiah akan kembali menguat di rentang Rp 14.750 hingga Rp 14.820," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, Kamis (20/5).
Hal itu sejalan dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang memutuskan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,5 persen. Meski para pelaku pasar berekspektasi ada penurunan menjadi 4,25 persen.
"Keputusan Bank Indonesia sudah tepat dengan mempertahankan suku bunga acuan. Yang harus diperhatikan saat ini adalah menambah stimulus baru seperti apa yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika dan Bank Sentral Eropa sehingga ada sinkronisasi antara bank sentral global," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Stimulus yang ia maksud itu berupa likuiditas perbankan dalam restrukturisasi kredit UMKM di lembaga keuangan hingga pemberian jasa giro atas Giro Wajib Minimum bank yang ada di BI. Selain itu, bisa juga dengan memperkuat operasi moneter dan pendalaman pasar keuangan syariah, atau mempercepat implementasi keuangan digital.
Hal lain yang berpengaruh ke depannya, kata Ibrahim, rencana pemerintah melonggarkan kebijakan PSBB terutama di DKI Jakarta yang menjadi barometer ekonomi nasional. Hal itu berpeluang bagi pertumbuhan ekonomi untuk naik di kuartal kedua.