Rupiah Melemah Pukul Industri Farmasi

7 Maret 2018 15:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Uang Dolar (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Uang Dolar (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank terus mengalami tekanan. Terdepresiasinya nilai tukar rupiah sudah membuat resah para pelaku industri di Tanah Air, misalnya industri farmasi.
ADVERTISEMENT
Direktur PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi saat ini berdampak terhadap operasional perusahaan. Sebab, bahan baku industri farmasi masih rutin didatangkan dari negara lain alias impor.
"Iya pasti berdampak karena selama ini bahan baku KLBF lebih banyak dari impor porsinya hampir 91%," kata Vidjongtius di sela-sela acara penandatanganan kerja sama antara Citilink Indonesia dan Kalbe di KALCare Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta, Rabu (7/3).
Vidiongtius mengaku, untuk pelemahan rupiah yang terjadi saat ini memang belum terlalu besar pengaruhnya. Sebab, perusahaan masih menggunakan bahan baku lama yang sudah mereka stok jauh-jauh hari.
"Pasti ada, kita selalu berharap dampaknya kita bisa netralkan karena kita kan punya stok punya persediaan untuk 3-4 bulan. Jadi kalau misalnya situasi (pelemahan) 3-4 bulan berarti kami masih oke, masih terkendali," jelasnya.
Ilustrasi obat-obatan (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan (Foto: Unsplash)
Namun, beda halnya jika pelemahan masih juga terjadi sampai dengan akhir tahun. Sebagai perusahaan yang masih bergantungan dengan bahan baku impor, tentu saja perusahaan harus mencari cara menekan cost produksi yang sangat besar. Misalnya bisa dengan mencari negara lain yang menjual bahan baku dengan harga lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Jadi bagaimana kalau kita cari sumber bahan baku dari negara lain yang mungkin lebih murah. Tapi itu butuh waktu karena butuh reformulasi karena enggak gampang biasanya 6 bulan sampai 1 tahun," jelasnya.
Oleh karena itu, ia berharap pelemahan rupiah tidak akan berlangsung lama dan rupiah kembali ke posisi ideal di Rp 13.300. Saat ini posisi rupiah sudah terdepresiasi cukup dalam di Rp 13.768.
"Mudah-mudahan rupiah tidak terus menerus melemah dan kembali lagi ke level Rp 13.300 dan itu menurut kami level paling baik, kalau level Rp 13.700 memang agak sedikit seret secara psikologis juga," jelasnya.