Saat Layanan Bike Sharing di China 'Amburadul'
ADVERTISEMENT
Namun, ada saja sisi negatif dari kehadiran sebuah inovasi, seperti bike sharing di Tiongkok. Ulah pengguna nakal yang menaruh sepeda di sembarang tempat, praktik vandalism (perbuatan merusak) hingga populasi yang berlebihan membuat otoritas di China pusing menghadapi fenomena layanan bike sharing ini.
Sampai-sampai, Pemerintah Kota Beijing seperti diberitakan People’s Daily melarang penambahan baru untuk layanan bike sharing karena populasi sepeda berbasis aplikasi di ibu kota China itu telah tembus 2,35 juta unit di tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Semrawutnya keberadaan bike sharing juga ditemui kumparan (kumparan.com) di Kota Xiamen, Fujian. Sepeda-sepeda bike sharing dengan variasi warna kuning, silver dan putih diletakkan di sembarang tempat, bahkan ditumpuk ala kadarnya.
Fenomena tumpukan sepeda berbasis aplikasi ini bisa ditemui di area trotoar hingga lokasi wisata pantai di Kota Xiamen. Meski ada petugas dari operator sepeda yang merapikan ke tempat semula, namun tumpukan sepeda kembali terulang. Hal ini tentu mengganggu pemandangan kota.
Warga lokal Xiamen, ikut mengomentari hal itu. Hong, mahasiswi asal Kota Xiamen, mengaku kondisi ini tak lepas dari persoalan aturan. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena belum adanya regulasi atau sanksi tegas tentang aturan parkir sembarangan hingga praktik vandalism terhadap layanan bike sharing.
“Setahu saya, memang belum ada aturan yang tegas mengatur fenomena ini,” ujar Hong dilaporkan kontributor kumparan di China Feby Dwi Sutianto, Kamis (15/3).
Meski demikian, Hong mengaku sangat terbantu dengan kehadiran bike sharing ini. Dia juga tertib untuk memarkirkan sepeda yang usai dipakainya di kantong-kantong parkir.
ADVERTISEMENT
“Saya biasanya parkir sepedanya di area yang telah ditandai. Saya biasa pakai sepeda kalau dari kampus menuju stasiun Metro terdekat,” ujarnya.