Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Saham Perusahaan Farmasi Memerah Saat Jokowi Divaksin, Kok Bisa?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Hendry Andrean, mengatakan penyuntikan vaksin corona kepada Jokowi lebih untuk meningkatkan kepercayaan publik. Sementara pengaruhnya ke saham-saham farmasi lebih ke arah sentimen sesaat saja.
“Karena vaksin itu kan dibiayai oleh pemerintah, jadi belum tentu langsung mengkatrol penjualan emiten farmasi yang bersangkutan,” kata Hendry saat dihubungi kumparan, Rabu (13/1).
Hendry mengaku tidak heran dengan keadaan tersebut. Sebab, kata Hendri, saham emiten farmasi seperti KAEF dan INAF sudah lebih dulu naik cukup signifikan.
“Lain wacananya kalau adanya penemuan obat baru misalnya dari emiten farmasi yang bersangkutan,” ujar Hendry.
Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka positif pada hari pertama dimulainya vaksinasi, menguat 59,758 poin (0,93 persen) ke 6.455,427.
Namun setelah Jokowi resmi divaksin, saham-saham farmasi malah anjlok. Berdasarkan pantauan kumparan pada pukul 10.30 WIB, saham-saham farmasi turun hingga di atas 6 persen.
ADVERTISEMENT
Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF), anak usaha dari PT Bio Farma yang mengimpor vaksin corona Sinovac, anjlok 475 poin (6,81 persen) ke Rp 6.500.
Senasib dengan KAEF, PT Indofarma Tbk (INAF) yang merupakan anak usaha dari Bio Farma juga merosot 475 poin (6,81 persen) ke Rp 6.500.
Emiten farmasi lainnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) tak luput dari tren penurunan. Saham KLBF amblas 105 poin (6,25 persen) ke Rp 1.575.
Kemudian saham PT Tempo Scan Pacific (TSPC) anjlok 140 poin (6,83 persen) ke Rp 1.910.
Sementara saham produsen jarum suntik, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melemah 250 poin (6,76 persen) ke Rp 3.450.