news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Saham Perusahaan Farmasi Memerah Saat Jokowi Divaksin, Kok Bisa?

13 Januari 2021 11:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo disuntik dosis pertama vaksin corona Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Agus Suparto/Istana Presiden/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo disuntik dosis pertama vaksin corona Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Agus Suparto/Istana Presiden/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia dimulai ditandai dengan penyuntikan pertama kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, vaksinasi tersebut tidak otomatis membuat saham perusahaan farmasi naik alias malah memerah.
ADVERTISEMENT
Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Hendry Andrean, mengatakan penyuntikan vaksin corona kepada Jokowi lebih untuk meningkatkan kepercayaan publik. Sementara pengaruhnya ke saham-saham farmasi lebih ke arah sentimen sesaat saja.
“Karena vaksin itu kan dibiayai oleh pemerintah, jadi belum tentu langsung mengkatrol penjualan emiten farmasi yang bersangkutan,” kata Hendry saat dihubungi kumparan, Rabu (13/1).
Hendry mengaku tidak heran dengan keadaan tersebut. Sebab, kata Hendri, saham emiten farmasi seperti KAEF dan INAF sudah lebih dulu naik cukup signifikan.
“Lain wacananya kalau adanya penemuan obat baru misalnya dari emiten farmasi yang bersangkutan,” ujar Hendry.
Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka positif pada hari pertama dimulainya vaksinasi, menguat 59,758 poin (0,93 persen) ke 6.455,427.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Namun setelah Jokowi resmi divaksin, saham-saham farmasi malah anjlok. Berdasarkan pantauan kumparan pada pukul 10.30 WIB, saham-saham farmasi turun hingga di atas 6 persen.
ADVERTISEMENT
Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF), anak usaha dari PT Bio Farma yang mengimpor vaksin corona Sinovac, anjlok 475 poin (6,81 persen) ke Rp 6.500.
Senasib dengan KAEF, PT Indofarma Tbk (INAF) yang merupakan anak usaha dari Bio Farma juga merosot 475 poin (6,81 persen) ke Rp 6.500.
Emiten farmasi lainnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) tak luput dari tren penurunan. Saham KLBF amblas 105 poin (6,25 persen) ke Rp 1.575.
Kemudian saham PT Tempo Scan Pacific (TSPC) anjlok 140 poin (6,83 persen) ke Rp 1.910.
Sementara saham produsen jarum suntik, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melemah 250 poin (6,76 persen) ke Rp 3.450.