Saham Unggulan Rontok di Akhir Pekan, Investor Pemula Perlu Panik?

23 Januari 2021 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah selama dua hari berturut-turut. Kemarin, Jumat (22/1) IHSG ditutup turun 106,765 poin (1,66 persen) ke 6.307,127.
ADVERTISEMENT
Sementara indeks LQ45 ditutup turun 19,628 poin (1,94 persen) ke 9981,580. Sebanyak 107 saham naik, 396 saham turun, dan 128 saham stagnan.
Adapun, penekan indeks selama dua hari terakhir justru datang dari saham-saham unggulan. Beberapa di antaranya yaitu PP (PTPP), Bank BRIsyariah (BRIS), Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO), Waskita Karya (WSKT) dan Aneka Tambang (ANTM).
Dalam sepekan ini saham PTPP sudah turun 12,78 persen ke level Rp 1.945. Sementara saham BRIS dalam sepekan turun 430 poin atau 11,74 persen ke level Rp 3.240. Saham AGRO juga amblas 18,66 persen ke level Rp 1.155, kemudian saham WSKT juga turun 10,05 persen ke level Rp 1.700. Sementara itu saham unggulan ANTM juga turun 7,67 persen ke level Rp 2.880.
Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Bagi investor pemula, perlu dipahami bahwa penurunan saham-saham unggulan semacam ini sangat mungkin terjadi. Ada banyak faktor yang menyebabkan saham unggulan pun bisa merosot. Analis Saham MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan rontoknya saham di akhir pekan disebabkan kebijakan pemerintah memperpanjang PSBB ketat atau PPKM di Jawa-Bali.
ADVERTISEMENT
“PSBB ketat hingga 8 Februari 2021 berpeluang mendorong IHSG flat cenderung melemah dalam perdagangan diakhir pekan ini,” ujar Edwin dalam risetnya, Jumat (22/1).
Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan pada akhir pekan kemarin investor cenderung lebih berhati-hati, khususnya para investor perbankan. Mereka tengah menanti laporan keuangan emiten perbankan untuk tahun buku 2020.
“Saham-saham perbankan terkoreksi, membuat investor bersikap hati-hati karena menanti data laporan keuangan perbankan untuk tahun buku 2020,” ujarnya.