Saham Wall Street Melesat Usai AS Rilis Laporan Ketenagakerjaan

9 Januari 2023 6:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang professional sedang bekerja di New York Stock Exchange. Foto: Getty Images/Drew Angerer
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang professional sedang bekerja di New York Stock Exchange. Foto: Getty Images/Drew Angerer
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Wall Street melesat pada perdagangan minggu pertama 2023 usai rilis laporan ketenagakerjaan yang menunjukkan pertumbuhan upah melambat pada bulan Desember. Hal ini memicu spekulasi investor bahwa inflasi telah mereda dan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) tidak akan seagresif tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters (9/1), S&P 500 (.SPX) melonjak 2,1 persen ke 3.895,08, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 2,13 persen ke 33.630, dan Nasdaq Composite (.IXIC) melonjak 2,6 persen ke 10.569,29.
Data per Jumat (6/1) menunjukkan ekonomi Amerika Serikat (AS) menambahkan pekerjaan di bulan Desember, mendorong tingkat pengangguran kembali ke level terendah pra-pandemi sebesar 3,5 persen karena pasar tenaga kerja tetap ketat, sementara pendapatan rata-rata per jam naik 4,6 persen di bulan Desember dari tahun sebelumnya, turun dari 4,8 persen di bulan November.
Meskipun data menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat, investor membacanya sebagai tanda bahwa ekonomi AS mungkin siap untuk soft landing di tengah kenaikan suku bunga. Cooldown dalam inflasi upah, indikator yang juga dipantau Fed saat mengatasi tekanan harga, menambah optimisme investor.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa analis memperingatkan kegembiraan seperti itu mungkin salah tempat karena data per Jumat memperlihatkan pengetatan kebijakan makro masih akan berlanjut.
"Terdapat perbaikan pada pasar tenaga kerja menjadi sangat resilient, yang bukan pertanda baik untuk kenaikan suku bunga yang lebih kecil," kata Direktur Pelaksana Perdagangan dan Derivatif di Charles Schwab di Austin, Randy Frederick.
"Kemungkinannya relatif rendah bahwa kita akan mendapatkan setengah basis poin (kenaikan suku bunga) pada 1 Februari, tetapi kemungkinan itu naik setiap hari berdasarkan semua data ini,” lanjutnya.
Tetapi investor tidak mengindahkan, terutama setelah laporan terpisah menunjukkan aktivitas industri jasa AS mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada bulan Desember.
ADVERTISEMENT
Pasar mata uang juga mengembalikan ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Februari, dan ini mendorong indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang, turun 1,2 persen menjadi 103,90.
Imbal hasil Treasury AS dua tahun turun menjadi 4,2640 persen, setelah melonjak ke level tertinggi lebih dari dua bulan di 4,497 persen semalam. Imbal hasil 10 tahun, yang naik setinggi 3,784 persen di New York pada Kamis, juga turun tajam ke 3,5672 persen.
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
Data per Jumat menunjukkan, AS menambah 223.000 pekerjaan pada Desember 2022. Angka ini sebenarnya turun dibandingkan penambahan pekerja pada November 2022 sebesar 263.00, tetapi di atas perkiraan 200.000 pekerjaan dan masih sekitar dua kali lipat tingkat yang dianggap berkelanjutan oleh Fed.
ADVERTISEMENT
"Sementara tren pelunakan jelas dan momentum perekrutan melambat secara signifikan, sama jelasnya bahwa kita jauh dari apa yang dapat digambarkan sebagai pelemahan permintaan yang mengurangi kondisi tenaga kerja dan upah," kata Rick Rieder, kepala investasi pendapatan tetap global di BlackRock.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan dia memperkirakan tingkat kebijakan moneter tahun ini akan mencapai kisaran tepat di atas 5,00 persen dan akan stagnan pada angkat tersebut hingga tahun 2024.
Hal itu sangat kontras dengan ekspektasi pedagang untuk suku bunga kebijakan, sekarang di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen, untuk mencapai 4,75 persen hingga 5,00 persen dan spekulasi the Fed akan mulai memangkas biaya pinjaman pada paruh kedua tahun ini.
ADVERTISEMENT