Saingan Ahok di Otorita Ibu Kota Baru: Bambang Brodjonegoro hingga Azwar Anas

3 Maret 2020 7:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bersama Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 22 Oktober 2014. Foto: AFP/ADEK BERRY
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersama Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 22 Oktober 2014. Foto: AFP/ADEK BERRY
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan rencana pemindahan ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Timur, Presiden Jokowi akan membentuk Badan Otorita Ibu Kota Baru. Lembaga setingkat menteri yang langsung berada di bawah Presiden itu, tentu harus ada yang memimpin.
ADVERTISEMENT
Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, menjadi salah satu calon Kepala Badan Otoritas Ibu Kota Baru tersebut. Hal itu dibenarkan Presiden Jokowi, meskipun Ahok bukanlah satu-satunya calon.
"Namanya kandidat memang banyak. Satu, pak Bambang Brodjonegoro, dua Pak Ahok, tiga Pak Tumiyono, empat Pak Azwar Anas. Cukup," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3).
Seperti Ahok, nama-nama itu tentu bukan sosok sembarangan. Mereka pernah dan ada yang masih duduk di jabatan pemerintahan. Ada juga yang pucuk pimpinan di BUMN sektor konstruksi. Berikut profil para calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru:
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Ahok merupakan politisi kawakan. Dia pernah berkiprah di sejumlah partai seperti Partai Indonesia Baru, Partai Golkar, hingga saat ini anggota PDI Perjuangan. Namanya mencuat saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, berpasangan dengan Jokowi pada 2012.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias BTP pada 16 November 2016. Foto: AFP/BAY ISMOYO
Hubungan mereka berdua kemudian menjadi sangat dekat. Dua tahun berselang, Jokowi maju Pilpres 2014 dan terpilih menjadi Presiden. Ahok ketiban durian runtuh menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia kemudian akan maju lagi di Pilkada DKI 2017, tapi tersandung pindana penistaan agama, yang membuatnya dihukum 2 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
Bebas dari penjara, Ahok ditunjuk menjadi Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PT Pertamina (Persero). Sebelum ini, dia sempat diisukan masuk kabinet Jokowi di pemerintahannya yang kedua.
Bambang Brodjonegoro
Pria yang kadang disapa Bambrodj ini, menjabat Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Indonesia Maju. Sebelum di jabatan itu sejak Oktober 2019, Bambang yang juga dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia itu, menjabat Menteri PPN/ Kepala Bappenas.
Menristek Bambang Brodjonegoro pada peluncuran roadmap kendaraan listrik di Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI, Jumat (13/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di masa kepemimpinannya di Bappenas itulah, gagasan Jokowi untuk mendirikan ibu kota baru mencuat. Bappenas yang dipimpin Bambang, yang merumuskan gagasan-gagasan Jokowi tentang ibu kota baru, termasuk dalam memilih lokasinya.
Bambang Brodjonegoro juga pernah menjabat Menteri Keuangan. Sebelum itu, dia menjabat Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu.
ADVERTISEMENT
Azwar Anas
Nama lengkapnya adalah Abdullah Azwar Anas. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, saat ini menjabat sebagai Bupati Banyuwangi, Jawa Timur. Ini merupakan periode kedua bagi Anas memimpin kabupaten paling timur di Pulau Jawa. Jabatan periode keduanya baru akan berakhir pada 2021 mendatang.
Bupati Banyuwangi, Azwar Anas usai meluncurkan buku antimainstream marketing Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Di bawah kepemimpinannya, Banyuwangi berkembang pesat. Seperti usaha pariwisata yang ramah lingkungan dan banyak melibatkan masyarakat. Bandara Banyuwangi juga dibangun dan ditata apik, sehingga menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke sana.
Sebelum di birokrasi pemerintahan daerah, Azwar Anas yang besar di lingkungan pesantren ini, pernah menjadi anggota MPR dan DPR.
Tumiyana
Jokowi menyebutnya Tumiyono. Tapi nama sebenarnya calon Kepal a Badan Otorita Ibu Kota baru ini adalah Tumiyana. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 55 tahun silam ini sekarang menjabat sebagai Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. BUMN sektor konstruksi inilah yang menjadi salah satu penggarap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Direktur Utama Wijaya Karya, Tumiyana di Kementerian BUMN. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Sebelum memimpin Wijaya Karya, Tumiyana pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT PP (Persero) Tbk (2008 - 2016) dan Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk (2016 - April 2018). Dia meraih gelar insinyur dari jurusan Teknik Sipil Universitas Borobudur tahun 1994 dan Magister Manajemen Jakarta Institute of Management Studies tahun 1997.
ADVERTISEMENT