Saka Energi: Eksplorasi Migas Butuh Waktu dan Biaya Tinggi

31 Agustus 2018 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumur Eksplorasi TKBY-2 milik PT Saka Energi Indonesia di lepas pantai utara Jawa Timur, Jumat (31/8/18). (Foto:  Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sumur Eksplorasi TKBY-2 milik PT Saka Energi Indonesia di lepas pantai utara Jawa Timur, Jumat (31/8/18). (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas), PT Saka Energi Indonesia kembali menemukan potensi cadangan minyak bumi di sumur Eksplorasi TKBY-2 di Wilayah Kerja Pangkah. Untuk menemukan potensi cadangan tersebut, Saka menganggarkan investasi sebesar USD 15 juta atau sekitar Rp 74 miliar (kurs Rp 14.800).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan juga tidak menampik bahwa kegiatan eksplorasi migas membutuhkan dana operasional yang besar.
“Ini biaya operasionalnya sangat besar. Bisa sampai Rp 2 miliar per hari, Rp 1,5 miliar lah. Makanya kenapa minyak itu mahal ya kayak gini,” ungkap Tumbur di WK Pangkah, Lepas Pantai Utara, Jawa Timur, Jumat (31/8).
Tak hanya biaya operasional yang mahal, menurutnya, Saka Energi masih harus melalui proses panjang untuk menghasilkan migas tersebut. Ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti juga mengatakan hal senada.
Sumur Eksplorasi TKBY-2 milik PT Saka Energi Indonesia di lepas pantai utara Jawa Timur, Jumat (31/8/18). (Foto:  Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sumur Eksplorasi TKBY-2 milik PT Saka Energi Indonesia di lepas pantai utara Jawa Timur, Jumat (31/8/18). (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Menurutnya, untuk WK Pangkah tersebut, pihaknya masih harus melakukan evaluasi. Dari evaluasi tersebut akan disandingkan dengan konsep yang sudah dibuat terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
“Kalau sekiranya sudah 50 persen ya sudah cukup. Tapi kalau dari pembuktian ini dia hanya 10 persen ya mungkin kita butuh sumur ketiga,” ujarnya.
Namun setelah penemuan sumur-sumur tersebut, menurut Shinta, masih ada proses pengembangan. Dalam proses tersebut, mencakup pendesainan kapasitas produksi.
“Perencanaan kapasitas produksi yang cukup bikin makan waktu. Biasanya kita lihat in average dari eksplorasi, discovery well sampe akhirnya dikembangkan itu 5-10 tahun sampai fasilitasnya jadi dulu,” tandasnya.