Sawit Ditolak Eropa, ENI Batal Bikin Kilang Hijau Bareng Pertamina

29 Januari 2020 12:12 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eni Italia. Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann
zoom-in-whitePerbesar
Eni Italia. Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) dan perusahaan migas asal Italia, ENI, membatalkan kerja sama pengembangan kilang hijau atau green refinery di Plaju, Sumatera Selatan. Padahal, kerja sama ini bertujuan memproduksi biodiesel 100 persen atau B100.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kerja sama dengan ENI awalnya untuk berbagi mitigasi risiko. Tapi dalam perjalannya, kerja sama ini batal karena minyak sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia ditolak Eropa.
"Dalam perjalanannya ada penolakan CPO kita di eropa, ENI maju mundur karena ada keharusan terapkan sertifikat yang diterapkan internasional yang sebagian besar produsen CPO kita belum penuhi itu," kata Nicke dalam paparannya di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (29/1).
Dirut Pertamina Nicke Widyawati. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Penolakan CPO tersebut terjadi saat Pertamina dan ENI mau melakukan coprocessing di kilang milik ENI di Milan, Italia. Adapun teknologi yang bakal digunakan adalah OUP yang sudah dipakai di Italia dan Amerika Serikat.
Karena kerja sama batal, proses tersebut urung dilakukan. Nicke mengaku heran pada penolakan CPO dalam kerja sama ini. Sebab, sawitnya ditanam di Indonesia, jadi jika ada unsur lingkungan yang terganggu pun, tak akan merugikan Eropa.
ADVERTISEMENT
"Walupun investasinya di Indonesia, tapi tetap dilarang juga padahal logikanya CPO ditanam di kebun kita, artinya kalau ada aspek lingkungan kita yang kena. Lalu ini diproses di kilang Pertamina dan produknya dipakai di sini juga," kata dia.
Berdasarkan catatan kumparan, Pertamina dan ENI sudah melakukan pendekatan kerja sama bisnis ini sejak 2018 lalu. Pada 30 Januari 2019 lalu, kedua belah pihak pun telah menandatangani 3 kesepakatan di Roma, Italia yang disaksikan langsung oleh Menteri ESDM kala itu, Ignasius Jonan.
Kata dia, atas sikap tak konsisten ENI, perusahaan migas itu pun kena tegur pemerintah. Tak hanya di sini, ENI juga mendapatkan teguran dari negaranya karena ternyata masih memproduksi biodiesel di Milan dengan bahan baku sawit dari Indonesia.
Menteri ESDM Ignasius Jonan saat Mengunjungi Green Data Center ENI di Italia. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
Akhirnya, Pertamina mengambil langkah untuk melakukan pengolahan B100 secara mandiri di Kilang Plaju. Secara teknis, produksinya merupakan standalone atau memproses langsung CPO di kilang Pertamina.
ADVERTISEMENT
Kilang yang dipakai di Plaju adalah yang sudah tua atau eksisting dengan tambahan unit. Satu unitnya bisa produksi B100 hingga 20 ribu barel per hari. Jika ingin ditambah hingga 80 ribu barel per hari, maka unit akan ditambah jadi empat.
Secara total, kata dia, B100 bisa diproduksi di Kilang Plaju hingga 1 juta kiloliter per tahun. Rencananya bakal beroperasi penuh pada 2024.