Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Schneider Electric Investasi di SolarKita, Dukung Penetrasi Solusi PLTS Atap
27 Maret 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Perusahaan global pengelolaan energi dan otomasi, Schneider Electric mengumumkan investasi impact fund di SolarKita. Investasi itu diberikan Schneider Electric Energy Access Asia (SEEAA) dan New Energy Nexus melalui Indonesia 1 Fund sebagai co-investor.
ADVERTISEMENT
SolarKita merupakan perusahaan yang sudah berdiri sejak 2018 yang bergerak di sektor energi terbarukan di Indonesia yang fokus pada penyediaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap bagi sektor hunian dan komersial di Indonesia.
SolarKita menawarkan solusi terintegrasi mulai dari sistem pembiayaan, pemasangan, perawatan hingga skema insentif dari listrik yang diproduksi melalui sistem PLTS atap pelanggan. Saat ini, SolarKita telah memasang sistem panel surya ke lebih dari 100 klien di segmen residensial dan komersial.
Sehingga langkah investasi Schneider Electric ini diharapkan bisa mendukung misi SolarKita untuk mempercepat implementasi PLTS atap di Indonesia, khususnya di segmen residensial dan rumah tangga. SolarKita setidaknya bisa menyediakan PLTS atap untuk lebih dari 200 rumah tangga dan menghindari emisi karbon hingga 1.000 ton per tahun.
ADVERTISEMENT
President of Schneider Electric Energy Access, Gilles Vermot Desroches mengatakan, Schneider Electric Energy Access Asia sangat gembira dengan investasi kedua kami di Indonesia dalam mendukung percepatan aksesibilitas solusi-solusi energi terbarukan bagi sektor komersil dan residensial.
“Kami percaya keberlanjutan dan pencapaian target NZE (net zero emission) membutuhkan aksi kolektif termasuk dalam penyediaan impact investing untuk menumbuhkan lebih banyak perusahaan clean energy dengan solusi-solusi inovatif,” katanya dalam keterangan tertulis.
Adapun sejak 2019, SEEAA aktif berinvestasi pada perusahaan rintisan di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara yang memiliki tujuan mendorong peningkatan akses terhadap energi yang terjangkau dan andal, serta mendorong percepatan transisi menuju energi terbarukan dan net-zero.
“Kami berkolaborasi dengan impact investor lainnya seperti New Energy Nexus agar dapat membantu lebih banyak orang untuk menjadi bagian dari perjalanan transformasi energi,” tambah Gilles.
ADVERTISEMENT
Saat ini SEEAA juga telah berinvestasi di 9 perusahaan rintisan yang tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dampak kolektif dari portofolio SEEAA telah menciptakan 765 lapangan kerja ramah lingkungan, mengurangi sekitar 1.1133 ribu ton emisi CO2, dan menghasilkan lebih dari 19 GWh listrik terbarukan atau listrik bersih.
SEEAA akan terus aktif mengembangkan potensi clean energy startup di Asia dan harapannya akan memberikan dampak yang lebih besar lagi dalam pengembangan energi baru terbarukan di wilayah ini.
Sementara itu, CEO SolarKita, Amarangga Lubis mengatakan, pendanaan yang diterima dari New Energy Nexus dan SEEAA terutama bertujuan untuk memperbaiki struktur biaya, meningkatkan kualitas produk dan layanan, meningkatkan penetrasi di pasar residensial, dan mengembangkan teknologi.
ADVERTISEMENT
“Kami juga akan memperluas jaringan kemitraan dengan mitra pemasang dan penjualan di kota-kota lain di Indonesia sehingga dapat menjangkau lebih banyak pelanggan di wilayah tersebut. Kami akan melakukan penetrasi pasar residensial dengan lebih cepat dan membantu setiap pelanggan untuk menggunakan energi surya dengan cara yang paling mudah dan nyaman,” katanya.
Amarangga juga memiliki harapan besar bahwa kehadiran SolarKita dapat berkontribusi pada pertumbuhan Industri Tenaga Surya di Indonesia dan membantu pemerintah untuk mencapai target bauran Energi Terbarukan.
Kemudian Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi menyebut, Selama 50 tahun, perusahaan telah menjadi bagian dalam pengembangan sektor energi dan industri di Indonesia.
“Kami akan terus menjadi mitra aktif bagi Indonesia termasuk dalam percepatan transisi energi bersih. Melalui impact investment ini, kami berharap dapat membantu clean energy startup Indonesia dalam pengembangan dan penyempurnaan solusi dan teknologi yang inovatif, terjangkau dan andal bagi masyarakat dan bisnis di Indonesia,” tambah Roberto.
ADVERTISEMENT
Ia berharap solusi ini dapat lebih cepat terserap di pasar sehingga target NZE Indonesia pada 2060 mendatang dapat tercapai. Adapun saat ini Indonesia memiliki target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025, di mana energi surya dipercaya dapat menjadi tulang punggung sistem energi bersih di Indonesia.
Dengan potensi diperkirakan mencapai lebih dari 3.200 GW, energi surya dapat menjadi pendorong tercapainya NZE dengan kontribusi sebesar 61 persen dari total sumber listrik pada tahun 2060.
Di mana, sektor residensial memiliki peranan signifikan dalam penyerapan PLTS atap di mana potensi pasar di sejumlah kota besar Indonesia seperti Jabodetabek, Surabaya, Jawa Tengah dan Bali diyakini dapat mencapai 34 GW hingga 116 GW.
ADVERTISEMENT