Co-Founder Java Fresh Swasti Adicita Karim

Sederet Tantangan dan Solusinya Agar UMKM Bisa Tembus Pasar Internasional

29 Juli 2022 19:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-Founder Java Fresh Swasti Adicita Karim di Master Class Batch 2, Jumat (29/7). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Co-Founder Java Fresh Swasti Adicita Karim di Master Class Batch 2, Jumat (29/7). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Co-Founder Java Fresh Swasti Adicita Karim membeberkan sederet tantangan yang biasanya dihadapi UMKM ketika ingin menembus pasar internasional. Meski begitu, ia memastikan tantangan yang dihadapi selalu ada solusi yang menyertainya.
ADVERTISEMENT
Adapun Swasti telah membawa UMKM miliknya merambah pasar ekspor sejak tahun 2014, menjual buah-buahan segar dari Indonesia hingga ke 19 negara di empat benua. Menurut dia, pebisnis tidak lepas dari permasalahan baru dalam kesehariannya.
"Kita berusaha memecahkan persoalan yang dimiliki sama orang-orang, jadi memang kesehariannya pasti akan ada banyak masalah-masalah yang datang. Everyday is a new problem," katanya saat Master Class Batch 2, Jumat (29/7).
Swasti menjelaskan, setidaknya ada enam tantangan bagi UMKM tembus pasar ekspor mulai dari persoalan harga, bahan baku, hingga kualitas barang. Dia menilai, sedikit demi sedikit pelaku UMKM akan terbiasa untuk menjawab persoalan tersebut.
Pertama adalah kebutuhan dokumen, sertifikasi, atau packaging (kemasan) yang selalu berbeda-beda antara pembeli atau negara tujuan ekspor. Selanjutnya, barang rusak ketika sampai di negara tujuan dan pengiriman kargo terlambat atau mengalami delay.
Co-Founder Java Fresh Swasti Adicita Karim di Master Class Batch 2, Jumat (29/7). Foto: Dok. Istimewa
Kemudian, persoalan kompetitor dengan produk sejenis melakukan banting harga, sehingga mengubah permintaan pasar. Masalah harga juga biasanya disebabkan harga bahan baku yang naik. Selain itu, masalah internal juga tidak luput dari keseharian pebisnis, seperti gaji karyawan.
ADVERTISEMENT
Swasti mengatakan semua tantangan atau masalah tersebut bisa diatasi oleh pelaku UMKM dengan mempertahankan prinsip GRIT yang dipopulerkan oleh Angela Duckworth, yaitu kekuatan, passion, dan kegigihan para pengusaha.
"Jadi kalau jatuh enam kali, kita bisa bangkit tujuh kali. Misalnya dengan mengakui keunggulan kompetitor, menerima kegagalan, kreatif memecahkan masalah, membuka diri untuk mengganti pasar atau produk," jelas Swasti.
Selain itu, Swasti juga selalu mengingatkan atau memotivasi diri ketika mengalami permasalahan, yaitu tujuan utama memulai bisnis. Misal menjadi perwakilan Indonesia di kancah internasional, membuka lapangan pekerjaan, menjalin persahabatan dengan pengusaha di berbagai negara, travelling, hingga menghasilkan uang.
Di samping ada tantangan yang harus dihadapi, dia juga membeberkan beberapa tips menjadikan UMKM menjadi bisnis berbasis ekspor yang berkelanjutan atau sustainable export business. Pertama, stick to your purpose atau tetap pada tujuan awal, misal ekspansi bisnis atau ingin membuka lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
"Kedua adalah build companies value, menurutku ini penting karena tanpa values yang solid, seperti kenapa kamu melakukan ini semua, pasti nanti gampang ter-distract atau kalau lagi susah jadi susah bangun lagi," tutur Swasti.
Tips ketiga adalah share your passion to your team. Dia menjelaskan, nilai atau tujuan yang dimiliki pelaku usaha juga harus dimiliki oleh tim secara keseluruhan. Lalu keempat, treat your buyer as a business partners.
"Jangan berusaha untuk merugikan mereka, berusaha untuk sama-sama maju, berusaha karena jika mereka maju, kita pun ikut maju," kata Swasti.
Lalu tips terakhir adalah empower others. Menurut dia, pelaku UMKM harus bisa berusaha untuk selalu memberdayakan sesama, sehingga tidak hanya maju atau sukses sendiri, namun bisa bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten