Sederet Tugas Utama Iman Rachman dkk, Direksi Baru BEI 2022-2026

22 Juni 2022 12:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama BEI terpilih periode 2022-2026 Iman Rachman. Foto: PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BEI terpilih periode 2022-2026 Iman Rachman. Foto: PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan jajaran direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) baru periode 2022-2026. Tujuh nama direksi yang baru akan ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BEI, 29 Juni 2021 nanti.
ADVERTISEMENT
Pucuk pimpinan BEI nantinya akan diisi oleh Iman Rachman sebagai Direktur Utama, menggantikan Inarno Djajadi yang menjadi Dewan Komisioner OJK.
Tak dapat dipungkiri direksi baru BEI akan memegang sejumlah tugas menyusul perkembangan emiten untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) maupun analis saham mencatat beberapa pekerjaan rumah (PR) untuk direksi baru BEI.
Ketua Bidang Kajian Akuntansi dan Perpajakan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Ajib Hamdan mengharapkan agar BEI menjadi agregator iklim usaha yang positif, yang pertama bagaimana meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat.
"Program ini harus dilakukan secara masif dan bekerja sama dengan semua stakeholder keuangan, termasuk pemerintah, dan juga pelaku usaha,” ujarnya kepada kumparan, Rabu (22/6).
Investor melihat layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Selain itu, Ajib menyebut direksi BEI yang baru perlu membangun ekosistem bisnis yang ramah. Pun BEI perlu mendorong regulasi yang memberikan kepastian hukum buat masyarakat luas dan pelaku usaha.
ADVERTISEMENT
“Sistem tata kelola perusahaan harus diawasi dengan baik. Misalnya, kejadian saham yang listing kemudian mengalami penurunan tajam dan merugikan investor ritel. Ini tentunya menjadi catatan tersendiri, harus ada perlindungan atas investasi yang berputar dalam ekosistem bursa,” jelasnya.
Menurut Ajib, BEI dapat menjadi alternatif pembiayaan buat para pelaku ekonomi. Dengan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di bursa, perusahaan cenderung menjadi lebih sehat dan proper.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ajib memperkirakan direksi BEI akan menghadapi tantangan untuk memperbanyak investor lokal, sehingga ekonomi di bursa lebih bertahan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan para pelaku pasar berharap kondisi pasar modal dapat lebih bergairah, likuiditas meningkat, dan bertambahnya jumlah emiten dan investor.
ADVERTISEMENT
“Kalau jumlah emiten dan investor bisa bertambah, maka akan lebih baik untuk peningkatan likuiditas. Peningkatan literasi dan pemahaman keuangan menjadi tantangan, terutama pengaturan influencer,” pungkas Reza.
Reza meminta Direksi BEI untuk membuat aturan perdagangan agar lebih jelas dan terarah. Reza memantau para pelaku pasar meminta penjelasan aturan terkait dengan auto rejection.