Sejak 2005, LPS Tutup 102 Bank Perkreditan Rakyat dan Satu Bank Umum

4 Agustus 2020 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Foto: lps.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Foto: lps.go.id
ADVERTISEMENT
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sejak 2005 terdapat 103 bank gagal di Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 102 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 1 bank umum. Artinya, ada 7 sampai 8 BPR yang ditutup setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
"Sejak September 2005 sampai saat ini kita sudah menutup bank itu 102 BPR/BPRS dan 1 bank umum. Berarti kurang lebih 7 sampai 8 bank setiap tahunnya. Setiap dua bulan ada yang tutup bahkan pernah pada tahun tertentu kita dapat pasien gagal tiap bulan," ungkap Direktur Eksekutif Klaim dan Restitusi Bank Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Suwandi dalam Webinar LPPI, Selasa (4/8).
Menurut Suwandi, kegagalan BPR tersebut disebabkan beberapa faktor, salah satunya karena terjadinya fraud atau kecurangan dalam internal bank.
Meski LPS memiliki kewenangan untuk menyelamatkan bank bermasalah, namun Suwandi menyatakan selama ini pihaknya memilih untuk tidak mengambil opsi tersebut. Sebab biaya penyelamatan sebuah BPR dinilai terlalu mahal.
"Kami melakukan analisis untuk mengambil opsi restitusi yang akan dilakukan apakah menyelamatkan atau tidak. Dan keputusan yang diambil seluruhnya tidak menyelamatkan karena biayanya yang lebih murah kalau tidak diselamatkan daripada diselamatkan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Suwandi merinci, hingga saat ini ada sebanyak 1.810 BPR/BPRS yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari angka tersebut, jumlah bank bermasalah tercatat tersebar merata di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua.
Ilustrasi Berada di Bank Foto: Shutter Stock
Hanya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang tercatat masih bersih dari daftar bank bermasalah.
Sedangkan provinsi dengan jumlah bank gagal terbanyak adalah Jawa Barat dan Sumatera Barat. Masing-masing provinsi ini mencatatkan bank gagal sebanyak 36 bank dan 15 bank.
"Yang paling besar itu di Jawa Barat, itu ada 36 BPR. Kemudian di Sumatera Barat ada 15 BPR. Ini dua terbesar. Ini juga menarik untuk dikaji lagi mengapa di wilayah ini jumlah bank yang jatuh lebih besar dibanding yang lain. Apakah ada kaitannya dengan behaviour masyarakat setempat atau yang lain," tandasnya.
ADVERTISEMENT