Sejumlah PKL Malioboro Keluhkan Omzet Turun Usai Direlokasi

19 Mei 2022 19:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana baru di kawasan Malioboro, Yogyakarta, tanpa pedagang kaki lima (PKL), Kamis (10/2/2022). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Suasana baru di kawasan Malioboro, Yogyakarta, tanpa pedagang kaki lima (PKL), Kamis (10/2/2022). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta merelokasi Pedagang Kaki Lima atau PKL Malioboro ke tempat baru yakni di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2 mulai 1 Februari 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah hampir 4 bulan berlalu, kumparan melihat kondisi di Teras Malioboro 1 terpantau ramai pengunjung. Meski demikian terdapat beberapa pedagang mengeluhkan omzet yang kian menurun.
Salah satunya adalah Mukhlis, seorang pedagang tas rajut di Teras Malioboro 1 yang mengaku dengan kepindahannya ke tempat baru tersebut menyebabkan omzetnya turun.
“Saya tidak menolak ataupun menerima, saya ikut saja, tapi jujur aja sekarang omzet saya turun,” ujar Mukhlis kepada kumparan, Kamis (19/5).
Mukhlis mengatakan banyak pedagang lainnya yang ikut terdampak, khususnya pedagang yang terletak di bagian belakang dan di lantai atas. Menurutnya dibandingkan dahulu dengan track yang panjang pengunjung dapat melihat sekeliling sudut dan tempat.
Senada dengan Mukhlis, salah satu penjual pakaian, Agus, mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya di lapak sebelumnya pengunjung dapat leluasa menemukan pedagang tanpa kesulitan.
ADVERTISEMENT
“Dulu orang-orang jalan lewat lihat barang kita jadinya beli, sekarang beda,” ungkap Agus.
Pedagang kaki lima (PKL) Malioboro menata dagangan saat proses relokasi di Teras Malioboro 1, Yogyakarta, Rabu (2/2/2022). Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto
Selain itu, menurut Agus, banyak pembelinya yang mengeluhkan tempat baru tersebut. “Banyak pembeli ngomong di sini sumpek enak di luar,” tambah agus.
Keluhan yang sama diungkapkan juga oleh Titin, salah satu pengunjung dari Purwokerto. “Lebih enak tempat dulu lebih gampang ditemukan,” ujarnya.
Sementara itu, Gege, salah satu warga Yogyakarta yang sedang mampir ke Teras Malioboro 1 menganggap adanya relokasi Pasar Malioboro ini menghilangkan ciri khas Yogyakarta. Gege juga mengungkapkan keseganannya untuk menawar barang di Teras Malioboro 1.
“Nawar jadi susah enggak tau yang mana yang murah dan yang mana yang mahal, saya juga segan mau nawarnya penampakan pasarnya sudah berbeda,” ungkap Gege.
ADVERTISEMENT